Sinergi merupakan kata kunci yang tepat, untuk mencegah maraknya penyebaran konten radikal di dunia maya. Karena perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, membuat banyak pihak memanfaatkan kemajuan tersebut. Hanya dengan scroll dan klik, kita bisa mendapatkan segala informasi yang kita butuhkan. Hanya dalam hitungan detik, kita bisa mengirimkan informasi yang kita inginkan ke seluruh penjuru dunia.
Kemajuan teknologi itulah, yang kemudian disalahgunakan oleh oknum tertentu. Salah satunya digunakan untuk menyebarluaskan informasi menyesatkan. Menyebarkan provokasi kebencian, dan propaganda radikalisme. Bibit radikalisme tersebut, dikemas sedemikian rupa, yang membuat masyarakat tidak menyadari telah melakukan penyebaran bibit radikal.
Sadar atau tidak, diantara kita setiap hari sering melontarkan rasa kesal dan kebencian. Hal tersebut bisa ditujukan ke teman kerja, atasan, bahkan ke anggota keluarga. Kebencian tersebut seringkali dimunculkan dalam bentuk status di media sosial. Karena setiap hari melakukan hal tersebut, tanpa disadari kita semua terus melakukan hal tersebut setiap hari.
Mari kita melakukan introspeksi. Jangan mudah menyebarkan kebencian, hanya karena persoalan suka tidak suka. Jangan mudah melontarkan hujatan, hanya karena perbedaan latar belakang agama, suku, bahasa atau yang lainnya. Indonesia sudah beragam sejak lahir. Karena itulah perbedaan semestinya sudah menjadi hal yang tidak asing bagi kita semua. Kalau diantara kita saat ini mempersoalkan perbedaan, sungguh menjadi hal yang sangat menyedihkan. Penyebaran konten kebencian di era digital seperti sekarang ini, menjadi tantangan tersendiri buat kita semua.
Di era digital seperti sekarang ini, semangat menjaga persatuan dan kesatuan, harus diwujudkan juga di dunia maya. Karena segala persoalan yang terjadi di dunia nyata, banyak yang berawal dari dunia maya. Segala praktak saling hujat antar para pendukung pasangan calon di tahun politik seperti sekarang ini, banyak berawal dari dunia maya. Karena itulah, saling sinergi untuk mencegah provokasi kebencian di dunia maya, menjadi sebuah keharusan buat kita semua.
Di tahun politik seperti sekarang ini, penyebaran informasi yang menyesatkan begitu masif terjadi. Tak jarang informasi tersebut mengandung sentimen kebencian, untuk menjatuhkan paslon tertentu. Dan hal ini pun sudah terlihat saat ini. Antar pendukungan paslon sudah saling menyerang di dunia maya dan nyata. Sepanjang serangan tersebut bersifat kritik yang membangun dan diserta dengan data dan fakta, tentu tidak masalah. Karena tahun politik sejatinya merupakan momentum untuk melakukan cek ricek, agar kita semua bisa mendapatkan pemimpin yang tepat.
Mari perkuat literasi di era digital ini. Hal ini penting agar kita semua tidak mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. Literasi digital menuntut kita untuk memahami konteks dari informasi tersebut. Literasi mendorong kita untuk menjadi pribadi yang cerdas dan kritis, dalam mengakses setiap informasi. Ulama dan umara harus tetap saling sinergi, agar bisa menjadi perakat keragaman yang ada di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H