Tak dipungkiri, keberadaan virus corona ini telah membuat seluruh negara di dunia ini pusing. Tak terkecuali Indonesia. Di negeri ini, jumlah penderita corona terus mengalami peningkatan dalam waktu yang relative singkat. Peningkatan itu tentu karena banyak faktor.
Salah satunya adalah kita tidak sadar kalau perilaku kita berpotensi tertempel oleh virus. Seperti kita tahu, virus corona menyebar melalui aktifitas manusia. Jika kita tidak menyadarinya, bisa jadi kita lah yang membawa virus tersebut, atau kita yang menjadi korban karena terpapar dari orang di sekitar kita.
Di masa pandemi ini, banyak diantara kita saling belajar. Belajar untuk beradaptasi, belajar untuk saling memahami dan belajar untuk menjaga kebersihan diri. Pemerintah menganjurkan untuk sering cuci tangan, mengenakan masker ketika keluar rumah, menjaga sosial distancing dan menjaga kesehatan.
Bagi sebagian orang, mungkin mayoritas orang di Indonesia, anjuran tersebut merupakan hal yang baru. Mungkin kita tidak biasa mengenakan masker ketika beraktifitas di dalam kantor atau tempat lain. Namun hal tersebut suka tidak suka harus dilakukan oleh semua orang.
Untuk itulah perlu sinergi dari semua pihak, untuk melaksanakan protokol kesehatan. Belakangan, mulai banyak terjadi pro dan kontra, ketika pemerintah akhirnya mewacanakan untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Banyak yang mempertanyakan, kenapa pelonggaran dimunculkan ketika jumlah angka positif covid di Indonesia masih tinggi. Rata-rata, per hari jumlah kasus positif baru antara 300 sampai 600 kasus. Bahkan pernah mencapai lebih dari 900 kasus baru dalam sehari.
Pemerintah tentu mempunyai berbagai pertimbangan untuk melonggarkan PSBB. Pemerintah tentu juga tidak akan membiarkan masyarakatnya terpapar virus dan meninggal. Pada titik inilah diperlukan kerja sama semua pihak. Tidak bisa mengandalkan semuanya dari pemerintah.
Tapi perlawanan terhadap corona ini harus dilakukan secara bersama. Kuncinya tidak terletak pada pemerintah, tapi pada kesadaran kita semua untuk berdisipilin mengedepankan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan ini harus dilakukan dimana saja dan kapan saja. Seperti kita tahu, pemerintah telah mengeluarkan wacana untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Jika benar PSBB ini akan dilonggarkan, maka transportasi umum akan lebih banyak dibuka, pusat perbelanjaan dibuka, tempat pariwisata dibuka, dan lain sebagainya. Jika benar hal ini akan dibuka, tentu saja disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan harus benar-benar dilakukan.
Lalu kenapa PSBB dilonggarkan? Bukankah kasus positif masih terus bertambah? Pelonggaran ini perlu dilakukan, karena dampak pada perekonomian semakin sulit dikendalikan.