Mungkinkah kita semua bersatu? Mungkinkah kita berdampingan tanpa harus saling mencela, membenci, atau saling provokasi? Pertanyaan ini mungkin perlu kita renungkan kembali, mengingat begitu banyaknya penyebaran kebencian di sekitar kita. Jika kita lihat kondisi yang terjadi saat ini, seseorang bisa dengan mudah menyebar kebencian tanpa berpikir dampaknya. Seseorang bisa dengan mudah menebar provokasi, yang bisa berpotensi melahirkan konflik di tengah masyarakat. Hanya dengan imbalan uang, seseorang bisa menebar informasi hoaks, yang juga bisa memicu terjadinya konflik. Semuanya itu terjadi di sekitar kita dalam beberapa tahun kebelakang.
Beberapa tahun lalu, aksi pembakaran beberapa tempat ibadah pernah terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Jauh sebelum itu, juga pernah terjadi kerusuhan di Poso. Ketika pilkada DKI beberapa tahun lalu, ancaman konflik juga di depan mata. Dan belakangan, kerusuhan di Papua kembali terjadi. Semua konflik dan potensi konflik itu, terjadi karena kita membiarkan kebencian menguasai. Bibit kebencian ini terbukti bisa merusak persatuan dan kerukunan yang selama ini telah terjadi.
Jika kita kita lihat kebelakang, dengan persatuan, kita bisa merebut kemerdekaan setelah ratusan tahun hidup dalam penjajahan. Karena persatuan pula, bisa melahirkan berbagai macam organisasi. Dan melalui organisasi itulah yang melahirkan tokoh-tokoh pemersatu bangsa. Melalui persatuan telah mendorong terciptanya tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Jika melihat sejarah, Indonesia bukanlah negara konflik. Indonesia justru merupakan negara yang sangat mengedepankan toleransi dan keragaman. Karena itulah, dasar negara yang dipilih pada pendiri negeri ini adalah Pancasila. Namun demikian, dasar negara ini telah sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang berlaku dari Aceh hingga Papua. Ini artinya apa? Indonesia adalah negara yang beragam. Dan keragaman di Indonesia sebuah keniscayaan. Dan menjadi tugas kita, untuk menjaga Indonesia tetap damai dan beragam.
Karena itulah, mari tetap menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini. Jadilah generasi yang cerdas dan tak mudah termakan informasi hoaks. Jadilah pribadi yang mengedepankan paham kebangsaan, bukan yang mengedepankan paham kekerasan. Kita adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri. Kita manusia yang dituntut untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Dan berinteraksi dengan tetangga yang berbeda, menjadi sebuah keharusan. Dan dalam interaksi tersebut tentu butuh sebuah kedewasaan dalam menyikapi suatu perbedaan. Stop kebencian. Stop saling mengadu demi kepentingan perorangan atau kelompok. Kita harus bersatu, agar keragaman di negeri ini tetap satu. Salam persatuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H