Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tahun Politik, Tahun Melawan Hoaks dan Provokasi

3 November 2018   13:33 Diperbarui: 3 November 2018   13:39 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Provokasi - jalandamai.org

Literasi media sepertinya sudah menjadi kebutuhan yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Literasi tidak hanya bertujuan untuk memastikan informasi yang diterima benar dan valid, tapi juga bisa menjadi filter atas merebaknya berita bohong yang begitu masif. 

Apalagi ketika memasuki tahun politik seperti sekarang ini, berbagai macam berita bohong terus bermunculan. Tidak hanya hoax untuk menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas pasangan calon, tapi hoax yang bertujuan untuk membuat masyarakat bingung juga terus dimunculkan.

Ketika gempa dan tsunami melanda Palu dan sekitarnya, berita bohong terkait gempa juga bermunculan. Akibatnya, hoax dan provokasi ini menimbulkan kepanikan warga. 

Dan tak lama setelah itu, muncul postingan bahwa pemerintah tidak bisa melakukan penanganan yang tepat terhadap korban gempa. Ketika maskapai Lion Air mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, juga muncul hoax tentang detik-detik jatuhnya pesawat. Dan ternyata, foto dan video tersebut bukanlah pesawat Lion Air yang dimaksud. Hoax tentu juga membuat psikologis korban terganggu.

Tak cukup sampai disitu, dalam beberapa hari belakangan ini juga muncul hoax tentang penculikan anak-anak disejumlah daerah. Tidak hanya broadcast message yang disebar, video kejadian tahun-tahun sebelumnya juga kembali beredar, untuk membuat sejumlah ibut-ibu panik. 

Dan benar saja, beberapa waktu lalu polisi telah menangkap beberapa orang, yang sengaja menyebarkan hoax tentang penculikan anak ini di sejumlah tempat. Artinya, hoax tentang penculikan anak ini memang sengaja dimunculkan untuk membuat masyarakat panik. Dan seperti sebelumnya, tak lama kemudian kelompok ini akan menyerang pemerintah karena dianggap tidak bisa melindungi masyarakatnya.

Kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang selama ini digunakan oleh kelompok HTI, juga ramai diperbincangkan. Dampak dari pembakaran bendera tersebut, sejumlah anggota banser ditangkap. Namun belakangan kembali muncul aksi bela tauhid disejumlah daerah. Publik kembali teringat, ketika muncul penyerangan terhadap ulama ketika itu, tak lama kemudian muncul aksi bela ulama. Namun didalamnya diselipkan sentiment-sentimen politik.

Tahun politik memang penuh dengan kejutan. Bibit kebencian sengaja dimunculkan agar masyarakat mudah terprovokasi. Bahkan, para tim sukses juga mulai sibuk saling melaporkan pihak-pihak yang dianggap melakukan pelanggaran pemilu. Jika seseorang yang dianggap tokoh dilaporkan ke kepolisian, bagaimana dengan para pendukungnya? Pasti tidak akan terima. Nah, kalau kedua belah pihak saling melaporkan, apakah kita selaku masyarakat biasa ini juga akan terus saling bertikai? Apakah kita juga saling membenci dan menebarkan provokasi? Mari kita saling introspeksi.

Tahun politik semestinya tidak dihiasi dengan perilaku saling membenci. Tahun politik semestinya dihiasi dengan suka cita, diisi dengan adu gagasan dan program, serta dihiasi dengan saling gotong royong untuk kemajuan Indonesia kedepan. Semoga pemimpin yang lahir di 2019 mendatang, adalah pemimpin yang amanah, bertanggungjawab, dan tetap menghargai keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun