Masa Pandemi  covid  19 sudah kita lewati. Namun masih banyak masyarakat yang masih belum bisa lupa akan wabah mengerikan tersebut. Di tahun 2022 ini masa pandemi berganti menjadi masa endemi. Dimana pemerintah kita sudah membebaskan segala aturan-aturan yang di buat untuk masyarakat lndonesia terhindar dari wabah tersebut.
Namun dengan seiring berjalannya waktu, tepat di tahun 2022 masyarakat Indonesia sudah kembali normal, masyarakatnya pun sudah bisa beraktivitas seperti biasa dengan syarat tetap melakukan protokol kesehatan dan sudah melakukan vaksin.
Lalu bagaimana dengan aktivitas sekolah? Setelah lebih dari setahun sekolah tidak mengadakan tatap muka,pembelajaran dilakukan secara daring. Ternyata dari pelaksanaan pembelajaran daring terdapat dampak negatif, diantaranya :
1.Pembelajaran daring di nilai kurang efektif dan efesien.
2.Pembelajaran melalui daring membutuhkan usaha para siswa dalam memahami materi yang disampaikan melalui video, powerpoint, ataupun kelas online.
3.Munculnya tekanan dan stress yang dialami oleh siswa, yang di picu oleh rasa bosan karena metode pembelajaran yang disediakan monoton.
4.Hilangnya rasa tanggung jawab akan tugas yang di berikan oleh guru.
Setelah melewati banyak pertimbangan, akhirnya sebelum memasuki masa endemi sekolah - sekolah yang ada di lndonesia sudah melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan kapasitas yang sudah ditentukan, yaitu hanya di perbolehkan jumlah peserta didiknya 50% saja dari satu ruang kelas.
Apakah pemerintah sudah mempertimbangkan adanya aturan tersebut? Tentunya dari berbagai lembaga atau pihak pemerintah dan juga kementerian pendidikan benar-benar sudah memikirkannya dengan sangat matang, namun dari aturan tersebut adanya  beberapa tahapan yang harus di lewati oleh sekolah - sekolah yang ada di lndonesia dengan menerepkan protokol kesehatan, serta para guru dan siswanya sudah melakukan vaksin minimal vaksinasi ke 2.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka 100% yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan ini akan jauh lebih aman dari penularan Covid 19, dikarenakan para siswa maupun guru tidak melakukan aktivitas makan dan minum di sekolah. Sehingga tidak perlu melepas masker yang justru meningkatkan potensi penularan Covid 19.
Menerapkan pembelajaran tatap muka 100% nampaknya tidak mudah karena pihak sekolah harus benar - benar mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mulai dari fasilitas tempat cuci tangan, alat ukur suhu tubuh, handsanitaizer, dan desinfektan untuk memenuhi syarat agar sekolah tersebut bisa melakukan pembelajaran tatap muka 100%. Dan selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka, jam belajar siswa juga akan dibatasi hingga 6 jam saja di sekolah.