Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tumbuh Subur "Kilas Capital"

23 Februari 2019   10:28 Diperbarui: 23 Februari 2019   11:21 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Capital III we love PMII.!! Adalah hentakan suara merdu para anggota pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon FEBI yang terselenggara di taman indah baratan, kecamatan Patrang, Jember. 

Bahasa indah tersirat di istilah  capital yakni "kamping pergerakan Islam cinta alam", kamping pergerakan Islam cinta alam Ini, merupakan agenda informal yang terselenggara pertama di masa perjuangan sahabat Havid Anshori dan sahabat seperjuangannya di masa khidmat 2015-2016.

Dilanjutkan oleh perjuangan sahabat Baijuri, Capital II terdisain dua gelombang karena memang cukup banyaknya peserta, sehingga tidak memungkinkan untuk diadakannya capital hanya satu gelombang. Saat ini capital sudah masuk edisi ketiga pada masa perjuangan sahabat Zainul Mu'ien dan para sahabat seperjuangannya di masa khidmat 2018-2019. 

Dengan tema "la takhof wala tahzan, kita tetap satu angkatan satu jiwa" mengharapkan kita para keluarga PMII rayon FEBI dapat terikat secara emosional demi tumbuh suburnya PMII dari masa ke masa.

Bung Karno mengungkapkan "jas merah" jangan sekali-kali melupakan sejarah, maka dari itu setidaknya ada tinta yang tersirat sebagai ungkapan rasa terimakasih terhadap senior PMII yang telah memberikan segala aspek material maupun non material demi keberlangsungan kaderisasi. Salah satunya dalam bentuk agenda seperti CAPITAL.

Sahabat Mahbub Djunaedi pernah mengungkapkan bahwa "Sepandai-pandainya orang ialah yang selalu mengingat sejarah. Dan sebodoh-bodohnya orang ialah yang melupakan sejarah". 

Demi tumbuh suburnya PMII, dengan mengingat sejarah, apalagi tentang romantisme organisasi seperti lahirnya capital, akan menjadi konsumsi penting untuk membentuk orang pandai dalam segala aspek, tentunya kebodohan demi kebodohan yang menjadi penyakit bagi romantisme organisasi, tidak akan melekat pada pribadi-pribadi kader PMII.

Jangan takut dan jangan pernah khawatir, karena sejarah akan memantapkan bahwa kita adalah satu angkatan satu jiwa. Setiap angkatan akan mempunyai jiwa masing-masing dan setiap jiwa akan menjadi ruh bagi jiwa besar PMII secara universal, sekarang dan sampai masa yang akan datang. We love PMII.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun