Pada hari Selasa 22 Juli 2014 tepatnya pada pukul 20.00 WIB, KPU telah menetapkan pemenang Pilpres 2014. Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara 70.997.883 atau 53,15% sedangkan pasangan Prabowo-Hatta mendapat suara 62.576.444 atau 46,85% dengan selisih sebesar 8.421.389 suara atau 6,3%. Dengan hal ini tentu saja proses pilpres telah berakhir dan tulisan ini saya tujukan kepada kedua kubu Pilpres dan seluruh rakyat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam proses demokrasi ini.
Ketika saya membaca di media massa mengenai penarikan kubu Prabowo-Hatta dari Pilpres 2014-2019 dikarenakan adanya kecurangan pada proses rekapitulasi suara, saya kembali bertanya masalah apalagi yang terjadi? Apakah kecurangan memang benar terjadi atau ini hanyalah sebagai bentuk ketidakpuasan dari pasangan capres cawapres yang tidak terpilih?
Tidakkah kita ingat atau kita sama sekali tidak tahu, bahwa Bapak-Bapak Bangsa membangun Indonesia dengan rasa cinta kasih bukan dengan dendam, bukan dengan permusuhan tapi dengan kerukunan, bangsa ini besar karena kesederhanaan Pemimpinnya.
Ingatkah kita, Bung Hatta pernah mengumpulkan uang agar dapat membeli sepatu idamannya, tetapi keinginan beliau tidak pernah tercapai sampai akhir hayatnya. Uang yang dikumpulkannya terpakai untuk keperluan rumah tangga dan membantu orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan.
Apakah kita lupa, Buya Hamka pernah memenuhi dengan ikhlas wasiat Soekarno untuk menjadi imam shalat jenazahnya walaupun ulama itu pernah dipenjarakan oleh soekarno karena memiliki ideologi politik yang bersebrangan. Tetapi Buya Hamka dengan ikhlas dan tanpa dendam memenuhi wasiat tersebut dan Soekarno secara langsung telah mengakui keulamaan Buya Hamka.
Karenanya kita jangan jadi bangsa yang pengecut, berjiwa besarlah jika belum terpilih dan buktikan kalau memang kecurangan itu benaradanya.
Sungguh kami rakyat kecil yang tidak mengerti carut marut persoalan politik ini dan kami tidak terlalu peduli dengan partai politik yang mendukung kedua tokoh bangsa tersebut, kami telah terhipnotis kepada kedua sosok Capres yaitu Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto. Walaupun partai-partai politik pendukung kedua Capres dan cawapres tidak terlepas dari berbagai macam masalah, tapi sekali lagi saya berani mangatakan bahwa sosok Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto lah yang telah memenangkan hati jutaan petani, nelayan, tukang becak, pedagang pasar dan hati seluruh rakyat Indonesia.
Kepada Bapak Prabowo tetaplah berbesar hati, sesungguhnya Bapak tidak kalah. Bapak telah membuktikan seorang yang dituduh sebagai penjahat HAM, seorang yang diisukan sebagai jenderal otoriter, telah memenangkan 62.576.444 hati rakyat Indonesia. Ini merupakan kemenangan besar, kemenangan rakyat Indonesia ini telah membuktikan kepada lawan-lawan politik dan kepada mata dunia bahwa anda adalah Bapak Bangsa yang dihormati dan dicintai. Walaupun anda tidak menjadi Presiden periode 2014-2019, sekali lagi saya katakan
anda tidak kalah Pak!! Pekerjaan besar dan lebih mulia telah menanti anda untuk menyatukan koalisi merah putih untuk bersatu di legislatif dan mengawal pemerintahan Jokowi-JK. Jika Bapak dalam pilpres ini merasa dirugikan, dicurangi dan didzalimi kami tentu juga merasa kecewa, tapi kekecewaan itu janganlah dijadikan alasan untuk tidak menghormati pilihan dan mandat rakyat Indonesia yang telah memilih Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Jika Bapak memang telah menemukan bukti adanya kecurangan pilpres hendaknya diselesaikan dengan cara yang benar dan tidak melawan hukum. Sesungguhnya Allah mendengar & mengabulkan doa-doa orang yang didzalimi.
Kami juga sangat menghargai mandat 70.997.883 suara rakyat Indonesia yang telah mengamanahkan posisi Pemimpin Bangsa kepada Bapak Jokowi-JK. Untuk itu kami sangat berharap Bapak Jokowi-JK dapat menepati visi misi yang telah dirumuskan dalam sembilan agenda prioritas Nawa Cita. Jika Bapak berpihak pada rakyat Indonesia dan berjalan pada jalur yang benar kami selalu mendukung dan mendoakan agar segalanya dilapangkan dan dimudahkan. Tetapi jika Bapak lebih mementingkan kepentingan pribadi & keluarga, kepentingan golongan tertentu atau partai, serta kepentingan yang tidak memihak kepada rakyat Indonesia, maka ingatlah "azab Allah SWT sangat pedih".
Kepada saudaraku sebangsa dan setanah air dan para Pemimpin Bangsa dihimbau agar tidak saling mengejek, tidak saling menjatuhkan apalagi memutuskan tali silahturahmi. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati.
Salam dari Pendukung Prabowo-Hatta.
Selamat untuk Bapak Jokowi-JK yang telah terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019.
Salam Damai & Salam Tiga Jari.
Hidup Indonesia Merah Darahku Putih Tulangku!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H