Kalau sahabat kita tulus, ketika kita bersedih atau merasa tersakiti, mereka seharusnya bisa men-support, memberi semangat, motivasi, untuk bangkit kembali. Bukan justru mencoba upaya membenci objek-objek penyebab kesedihan kita tadi.
Alhasil, kita akhirnya tidak punya pendirian. Tidak sama sekali memiliki sikap konsistensi. Hidup kita hanyalah bersandar terhadap pemahaman orang lain, khususnya Sahabat kita yang busuk tadi. Setiap kita mencoba membuka diri untuk bersosialisasi, Sahabat kita yang busuk datang untuk menggosip keburukannya.
Ini jangan sampai dibiarkan terus larut. Lingkungan yang bahagia, adalah kita yang mampu menebar energi positif melalui mindset yang positif pula. Karena pengejawantahan Akar suatu pohon kehidupan yang baik, ada dalam dimensi tersebut.
Pohon yang baik; Akarnya menancap kebawah, batangnya menjulang tinggi dengan kokoh ke langit, memberikan udara yang baik, serta berbuah manis ketika musim telah tiba. Itulah metafora akan Individu yang cemerlang.
Belajarlah prinsip kebaikan dari sebuah Pohon...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H