Mohon tunggu...
Ahmad Nuril Mustofa
Ahmad Nuril Mustofa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Yayasan Pesantren Alam Nusantara Kota Batu

Menulis adalah secercah harapan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melirik Fenomena Pamer di Medsos

1 Januari 2020   08:39 Diperbarui: 5 Januari 2020   00:12 2887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial itu memang media yang digunakan untuk menyosialisasikan atas apa yang kita lakukan saat ini. Namanya saja media sosial, jika status kita di medsos tidak bikin netizen baper, panik, apalagi julid, sepertinya ada yang kurang.

Meskipun niatan kita baik ingin sekadar berbagi informasi atau sekadar menginspirasi, menurut orang lain bisa jadi kita dianggap pamer atau malah pencitraan.

Zaman kayak gini siapa yang nggak punya akun medsos? Mulai dari kakek-nenek sampai anak-anak bau kencur semua pada punya akun FB, WA, IG, bahkan Youtube. Memang ini sudah zamannya, zaman hidup kita ada di medsos. 

Pamer habis nikah, telah lulus kuliah, punya mobil, punya rumah, pamer jalan-jalan, pamer makan-makan, pamer pasangan, pamer anak, ibadah pun juga harus dipamerin sepertinya. 

Emanganya semua itu ada masalahnya?

Masalahnya, hati kita sebagai netizen yang kadang terlanjur kotor, hati kita yang kadang terlanjur suka suudzon, seakan perilaku hati kita tak terdidik karena saking hobinya mencibir kehidupan orang.

Teman upload istri baru, ya dikasih selamat, doain bahagia. Bukan sibuk ketik bikin status gaje, baper.,  "Nggak apa-apa di dunia hidup ngontrak, asal di akherat dapat istana." Sepertinya, piknik kamu kurang jauh gaes. Sesekali pikniklah jatim park 3 biar makin ceria. Atau bisa jadi kopinya kurang kental.

Temen upload mobil barunya, saking bahagianya lalu pengen berbagi kebahagian di medsos. Ya kita ikut saja bahagia, berdoa dalam hati agar kita juga Allah mampukan kita punya. Bukan malah bikin status tandingan. "Harta tak dibawa mati!!!". Besarkan hati hamba agar bisa berbahagia.

Temen pasang status jalan-jalan bareng keluarga. Ya kita ikut bahagia, doakan yang baik-baik. Karena doa baik akan berbalik kepada kita lagi bukan? Bukan malah ngrundel dalam hati.  "Gak menghargai perasaan orang lain, yang keluarganya berantakan". Mana tau orang akan urusan pribadimu, njiir.

Temen upload foto makanan, ya selow aja. Kalau kita pengen cukup doa khusyuk dalam hati. "Ya Allah pengen makan ini ya Allah" sambil usap-usap tu foto dihape. Dijamin, kenyang kagak, makin ngiler iya. Wkwkw..

Kagak usah bikin status saingan segala. "Bijaklah menguplod foto, Masih banyak orang-orang yang kelaparan. Itu maah sudah biasa dalam kehidupan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun