Mohon tunggu...
Ahmad Nur Hidayat
Ahmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diploma 3 Accounting student

I am a person who is adaptive, interactive, communicative, and analytical so I can read opportunities and threats that will be obtained have a high curiosity and desire to learn for self-development, and also can understand other people's characters well.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Quarter Life Crisis, Aku Harus Apa? Menginjak Kepala Dua, Lantas Bagaimana?

31 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:37 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dilema di Usia Kepala Dua

Usia kepala dua sering menjadi momen transisi yang penuh dengan pertanyaan dan kebingungan. Di satu sisi, kita merasakan dorongan untuk mencapai kesuksesan dan stabilitas. Di sisi lain, terdapat perasaan ragu dan khawatir akan masa depan yang menghantui. Tekanan sosial, ekspektasi keluarga, dan perbandingan dengan orang lain di media sosial dapat memperburuk rasa krisis ini. Ditambah lagi dengan ketidakpastian tentang masa depan dan keraguan terhadap pilihan karir yang telah diambil. Fenomena ini dikenal sebagai "Quarter Life Crisis".

Apa itu Quarter Life Crisis?

Quarter Life Crisis merupakan suatu perasaan kekhawatiran dan kecemasan dalam diri seseorang yang diakibatkan oleh ketidakpastian kehidupan di masa yang akan datang. Hubungan, pekerjaan, dan kehidupan sosial merupakan salah satu sumber kecemasan bagi orang-orang yang berusia sekitar 20 tahun. Fenomena Quarter Life Crisis sering terjadi dan dirasakan oleh individu dalam rentang usia 20 -- 25 tahun. Pada rentang usia tersebut seseorang sering merasa kebingungan tentang tujuan hidup, keraguan terhadap pilihan karir, rasa cemas akan masa depan, dan perbandingan sosial yang berlebihan.

Penyebab Quarter Life Crisis

Beberapa faktor yang menyebabkan Quarter Life Crisis, antara lain:

  • Tekanan sosial dari berbagai kalangan berupa ekspektasi yang tinggi untuk mencapai kesuksesan di usia muda.
  • Ketidakpastian dan ketidakjelasan tentang tujuan hidup dan karir.
  • Membandingkan diri dengan orang lain di media sosial yang terlihat memiliki segalanya.

Pemecahan masalah

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi Quarter Life Crisis :

  • Berhenti membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang memiliki waktunya sendiri untuk mencapai kesuksesan.
  • Fokus pada diri sendiri dengan menemukan hal yang disukai dan hal apa yang ingin dicapai dalam hidup.
  • Membuat tujuan yang realistis dengan menetapkan tujuan yang kecil dan mudah dicapai terlebih dahulu dengan tidak terburu-buru.

Menurut saya, menapaki usia kepala dua merupakan awal permulaan usia produktif seseorang. Pada usia tersebut manusia telah mencapai tahap pendewasaan setingkat lebih lanjut. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi diri, menemukan passion, dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih cerah. 

Sudah saatnya kita percaya pada kemampuan diri sendiri dan jangan takut untuk mengambil risiko. Bukan dengan merasa panik dan kehilangan arah tetapi menghadapi Quarter Life Crisis dengan optimisme dan semangat untuk belajar dan berkembang. Jangan takut untuk mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman karena setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun