Sungai Tabuk Keramat, Kabupaten Banjar. Program ini terdiri dari dua fokus utama: Pembentukan Duta Remaja Anti Rokok di SMAN 1 Sungai Tabuk dan Penyuluhan Pencegahan Merokok pada Masyarakat Desa Sungai Tabuk Keramat.
Pada tahun 2024, Kelompok 23 Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Â II dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan serangkaian intervensi kesehatan masyarakat terkait bahaya merokok di DesaIdentifikasi masalah didasarkan pada diagnosa komunitas dan observasi terhadap situasi yang terjadi pada masyarakat RT 02 Desa Sungai Tabuk Keramat. Kegiatan diagnosa masyarakat dilakukan melalui pengumpulan data primer berupa kuesioner kesehatan rumah tangga dengan cara mendatangi setiap rumah warga untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang terjadi di Desa Sungai Tabuk Keramat RT 02. Pengumpulan data sekunder dilakukan di Puskesmas Sungai tabuk 1 yang merupakan pendukung dari data data primer. Setelah melakukan identifikasi masalah didapatkan bahwa masalah kesehatan yang menjadi prioritas di Desa Sungai Tabuk Keramat RT. 02 adalah perilaku merokok.
Menurut masyarakat melakukan penanaman sejak dini kepada anak-anak dan remaja tentang bahaya perilaku merokok merupakan upaya intervensi yang memiliki tingkat keseriusan yang besar, karena jika sudah dewasa akan lebih sulit dirubah perilaku merokoknya. Setelah berdiskusi didapat 3 prioritas faktor risiko, yaitu kurangnya kesadaran atas tindakan masyarakat tentang bahaya perilaku merokok (Man), belum adanya penyuluhan secara rutin terkait bahaya dari perilaku merokok (Methode), Tidak adanya larangan terkait merokok di beberapa tempat seperti di Sekolah dan tempat perkumpulan lainnya (Material).
Pembentukan Duta Remaja Anti Rokok
Kegiatan Pembentukan Duta Remaja Anti Rokok di SMAN 1 Sungai Tabuk diadakan untuk memberdayakan siswa kelas 11 dan 12 sebagai agen perubahan dalam menyebarkan informasi tentang bahaya merokok di kalangan teman sebaya. Program ini dimulai pada 15 Juli 2024 dengan sosialisasi yang diikuti oleh seluruh siswa. Dalam sosialisasi tersebut, kelompok 23 memaparkan pentingnya program Duta Remaja Anti Rokok dan peran strategis yang diharapkan dari para duta dalam menyebarkan pesan anti-rokok di sekolah dan masyarakat.
Selanjutnya, pada hari Selasa 16 Juli 2024, para duta diberi pelatihan untuk membuat video kampanye dan poster edukasi. Video tersebut kemudian diunggah di akun media sosial pribadi para duta dan Instagram sekolah sebagai bagian dari upaya menyebarkan kesadaran di kalangan siswa SMAN 1 Sungai Tabuk. Setelah itu, para duta melakukan edukasi langsung kepada teman sebaya mereka, memberikan materi menggunakan poster edukasi dan melakukan pre-test serta post-test untuk mengukur tingkat pemahaman teman-temannya tentang bahaya merokok.
Program ini juga dipantau secara berkala selama tiga minggu melalui grup WhatsApp, di mana kelompok 23 memastikan bahwa para duta menjalankan perannya dengan baik dan mengedukasi teman-teman sebayanya secara efektif.
Penyuluhan Pencegahan Merokok
Pada hari Sabtu, 13 Juli 2024, kelompok 23 PBL II mengadakan kegiatan Penyuluhan Pencegahan Merokok yang dilaksanakan di Poskesdes Desa Sungai Tabuk Keramat. Penyuluhan ini diikuti oleh 22 orang, mayoritas merupakan ibu-ibu dari keluarga perokok di desa tersebut. Kegiatan dimulai dengan sesi pre-test yang diikuti oleh para peserta untuk mengukur pengetahuan awal mereka tentang rokok, diikuti dengan penyampaian materi edukatif mengenai bahaya merokok dan cara pencegahannya. Setelah sesi penyuluhan selesai, dilakukan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta.
Peserta yang aktif bertanya selama sesi diskusi mendapatkan bingkisan sebagai bentuk apresiasi. Kelompok 23 juga membagikan leaflet yang berisi informasi tentang bahaya rokok sebagai media edukasi tambahan yang bisa dibawa pulang oleh para peserta.
Intervensi ini bertujuan untuk menekan angka perokok di Desa Sungai Tabuk Keramat, khususnya di kalangan remaja dan keluarga perokok. Dengan melibatkan siswa sekolah sebagai agen perubahan dan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat, diharapkan kesadaran akan bahaya merokok dapat meningkat, dan angka perokok di desa tersebut dapat berkurang.
Evaluasi akhir dilakukan dengan wawancara tatap muka antara kelompok 23 dengan perwakilan duta dan teman sebaya yang terlibat dalam program. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program ini mampu meningkatkan pemahaman tentang bahaya merokok di kalangan remaja serta memperkuat komitmen mereka untuk tidak merokok.
Kelompok 23 berharap bahwa program ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah serta desa-desa lainnya untuk turut serta dalam gerakan anti-rokok di lingkungan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H