Mohon tunggu...
Ahmad Nanang Nurfadilah
Ahmad Nanang Nurfadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak e Mak

Mahasiswa Studi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Rayuan Pungguk kepada Rembulan, di Juli

10 Juli 2024   23:37 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:50 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lagipula, apalah artinya wanita? Seorang wanita tak lebih dari jamban penuh kepalsuan dan kesombongan, kekejaman serta kebohongan. 

"Memang benar, pada sampul luarnya wanita tampak bagaikan tempat berlindung yang menjanjikan ketenangan; meskipun begitu, galilah lebih dalam, dan yang akan kau dapatkan hanyalah gelombang masalah serta kekacauan. 

Sebagai musuhmu, ia merusak seluruh dunia dan mem- buatnya menentangmu; sebagai temanmu, ia merusak jiwamu. 

Jika kau berkata 'Lakukan ini!', bisa dipastikan bahwa ia takkan melakukannya; jika kau katakan 'Jangan lakukan ini!', bisa dipastikan ia akan pergi ke ujung dunia dan melakukannya! Saat kau menderita, ia akan bahagia; ketika kau bahagia, ia akan berada di neraka.

Begitulah kaum wanita, temanku, dan kau harus mengingatnya."

(05-07-2024) 


Aku telah mati dalam cahaya rembulan; cahaya yang diciptakannya dengan api membara dan aku menjadi abu karenanya. 

Begitulah nasibku; nasib seorang budak yang hidupnya ditentukan oleh sang takdir dalam gelapnya gurun. 

Seolah kehilangan dunianya; bahkan kehilangan dirinya, yang hidup dalam kesengsaraan cinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun