Budidaya Ayam Shamo

Ayam shamo adalah ayam yang berasal dari keturunan ayam bangkok,arti kata shamo adalah siam.

Pertama kali ditahun 1700-an diawali dengan pedagang jepang yang berlayar ke siam dan untuk membawa ayam adu yang paling besar dan paling juara dimasa itu.

Dan Jepang pada abad 17 tersebut dipegunungan Fuji mulai menciptakan ayam terkuat dalam aduan dengan membreeding dari seluruh ayam aduan didunia dan jepang itu sendiri.

Selama proses 300 tahun pada akhirnya penyeleksian membuahkan hasil yang terbaik dan menghasilkan ayam shamo.

Ayam Shamo sudah terkenal dengan julukan Oshamo yang artinya tentara raja sabung.

Karena postur yang gagah dan besar menjadikan ayam lain bukan kelasnya untuk diadu akhirnya peternak membreeding dengan ayam jenis lain untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan lawannya.

Budidaya Shamo saat ini sangat work it untuk pekerjaan sampingan,disamping harganya yang mahal juga perawatan yang mudah seperti ayam pada umumnya.

Kebanyakan peternak ayam shamo menjual anakan mulai dari usia 1 bulan hingga dewasa.

Di Indonesia sendiri,ayam shamo banyak digemari dari banyak kalangan pecinta ayam aduan dan pecinta ayam hias.

Popularitas shamo di Indonesia berkembang pesat semenjak adanya edukasi dari salah satu youtuber shamo di Indonesia.

Banyak peternak ayam bangkok yang berganti haluan menjadi peternak ayam shamo karena faktor harga dan keuntungan yang didapat lebih besar.

Ayam Shamo tidak hanya untuk aduan saja,ada pula yang distandarisasi untuk kontes hias.

Shamo hias terkenal dengan nama shamo eropa,shamo eropa sendiri berasal dari jepang dan dikembang biakan dieropa dengan tujuan menciptakan ayam shamo untuk hias.

Kontes shamo hias juga sudah berkembang di Indonesia,salah satu kontesnya dilaksanakan di Bandung pada bulan Desember tahun 2021.

Untuk harga ayam shamo sendiri mulai dari 1-3 juta per ekor nya usia satu bulan.

Sedangkan untuk harga dewasa perpasangnya mencapai 10-50 juta.