Guru, digugu dan ditiru, begitu kata pepatah lama. Profesi guru berada di posisi terdepan dalam mendidik generasi masa depan bangsa, bagaimana kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan merupakan hasil dari bagaimana seorang guru mendidik di masa sekarang.
Guru kencing berdiri murid kencing berlari, pepatah tersebut menggambarkan bahwa bagaimana karakter seorang guru akan sangat berpengaruh kepada karakter muridnya  (dakwatuna.com)
Menilik dari wacana diatas bahwa guru merupakan sosok yang sangat mulia baik dimata peserta didik maupun masyarakat sekitarnya. karena itu tugas guru sangatlah berat sesuai dengan tinggi derajat yang diterimanya. Dalam Al Qur'an sudah diterangkan bahwa Allah akan mengangkat derajatnya orang-orang yang diberi ilmu, dan kita tahu bahwa guru termasuk orang yang diberi ilmu oleh Allah SWT.
Tugas pokok guru adalah transfer knowledge (pengetahuan) kepada anak didik, akan tetapi yang paling utama bukan hanya itu akan tetapi guru juga sebagai uswah atau panutan bagi anak didiknya. Sehingga pas istilah yang mengatakan guru itu digugu (didengar ucapannya) dan ditiru (menjadi panutan).
Untuk menjadi guru yang bisa digugu dan ditiru, seorang guru dituntut harus memiliki kompetensi-kompetensi yang telah menjadi standar nasional dalam pendidikan yaitu  kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik (pengetahuan), dan juga kompetensi kepribadian.
Empat kompetensi itu penting dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi ada satu perkara yang sangat sederhana dan sering terlenakan yaitu pertanyaan sudahkan kita menjadi guru yang selalu dinantikan kedatangannya dan menjadi lentera bagi anak didik kita ?Â
Ataukah ketidak hadiran kita ditengah mereka merupakan anugerah bagi mereka yang harus disyukuri ? ataukah ada dan tidaknya kita dimata mereka dianggap sama ? sudahkah kita merenungkan itu ?
Untuk menjadi guru yang selalu dinantikan kedatangannya dan menjadi lentera bagi mereka peserta didik kiranya tidak mudah, Â akan tetapi ada beberapa langkah yang harus dilakukannya yaitu:
Pertama. Berpenampilan prima.
Ketika kita berdiri didepan kelas, maka materi yang akan kita sampaikan pada pesera didik harus betul-betul kita kuasai. dalam penyampaiannya lancar dan tegas lebih-lebih tanpa memegang buku alias hafalan, menandakan bahwa guru tersebut betul-betul faham tentang isi materi yang akan disampaikan. Â
Kedua. Berlaku bijaksana.