"Dalam keadaan darurat bencana, tentang kerusakan, lebih baik kita berpikirnya over estimate, ketimbang under estimate," SBY
Kutipan pernyataan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini lahir dari sikap empati dan menunjukkan bentuk tanggungjawab kepemimpinan SBY selaku Kepala Negara dan Pemerintahan dalam tindakan tanggap darurat gempa di Sumbar 30 September 2009.
Sebelum gempa, Presiden SBY berada di luar negeri dalam rangka kunjungan kerja untuk menghadiri pertamuan G20. Mendapat kabar dari Wapres Jusuf Kalla terjadi gempa di Sumatera Barat. Maka SBY mempecepat kembali ke Indonesia dan menyatakan tindakan tanggap darurat untuk dilakukan secara maksimal.
Ketika singgah di bandara Nagoya Jepang pada Kamis (1/10/2009) pukul 05.10 dini hari waktu setempat SBY berhasil melakukan komunikasi telepon dengan Wapres Jusuf Kalla yang menyampaikan keadan terakhir dan tindakan tanggap darurat yang sudah diambil.
Dalam perjalanan pulang SBY tetap mendapatkan laporan gempa dan perkembangan yang terjadi di Padang Pariaman dan mempersiapkan langkah-langkah mengurangi dampak kerusakan gempa yang kemungkinan dampaknya lebih besar dibanding gempa Yogyakarta.
Akhirnya SBY Kamis sore tiba di Sumbar bersama rombongan besar menggunakan pesawat kepresidenan Airbus A330-300. Di mana sebelumnya melakukan rapat darurat terbatas yang juga dihadiri Wapres Jusuf Kalla di kawasan Halim Perdanakusumah.
Di Padang, SBY langsung melakukan rapat dengan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, Walikota Padang Fauzi Bahar dan jajarannya, kemudian melakukan peninjauan dampak gempa dengan berkeliling ke lapangan.
Gerak Cepat Dan TerukurÂ
Beberapa keputusan strategis darurat pun diputuskan oleh SBY saat itu juga, antara lain misalnya dengan meminta Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro untuk memastikan tersedianya pasokan bahan bakar di daerah bencana. Hal tersebut sangat krusial dalam penanggulangan dampak gempa, terutama ketersediaan bahan bakar bagi tim evakuasi korban gempa.
Termasuk memerintahkan seluruh jajaran, mengerahkan kekuatan penuh untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang ditimbulkan gempa.Â
Terutama langkah segera untuk menyelamatkan ribuan warga yang dilaporkan masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.