Mohon tunggu...
Ahmad Muzakki Jamain
Ahmad Muzakki Jamain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu Ada Kebaikan dalam Setiap Moment

Kejernihan berfikir seperti mata air pengunungan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Buah Sawit Jatuh di Pesisir Selatan

22 November 2018   19:10 Diperbarui: 22 November 2018   19:24 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bibit Sawit Petani. Sumber Dok. Pribadi

Keempat, faktor skema pembiyaan kebun sawit. Mengajukan pinjaman terhadap perbankan untuk membuka lahan sawit mesti ditempuh oleh masyarakat untuk dapat membuka lahan lebih luas. Termasuk terkadang mesti menanam sawit di perbukitan bukit barisan. Maka apabila harga menyentuh harga TBS di bawah 800 rupiah/kg. Maka akan muncul kredit macet dan hutang yang menumpuk. Pilihan lain adalah penarikan jaminan berupa ladang sawit masyarakat.

Bagaimana hubungan harga TBS rendah dengan moment Pilpres dan Pileg 2019. Moment ini adalah moment untuk mengumbar janji. Membaca pemberitaan media massa online dan penilaian dari beberapa pengamat dan pakar. Isu ekonomi tidak menyentuh persoalan mendasar ditingkat masyarakat petani.

"Sangat disayangkan memang bahwa isu emosional lebih ditonjolkan. Masing-masing calon presiden (capres) dan tim sukses (timses) hanya buang-buang waktu dan energi dengan berbagai pernyataan tidak bermutu," ungkap Syamsuddin pakar politik sekaligus peneliti senior dari LIPI. 

Lebih lanjut Syamsuddin menerangkan bawah isu ekonomi sebagai antipati pemilih "Saya kira malah sebaliknya. Melahirkan semacam antipati pemilih. Pemilih justru menjadi apatis. Saya menilai pemilih enggak suka dengan isu-isu recehan itu,"

Dan harga TBS turun setiap moment Pilpres dan Pileg serta janji waktu Pilkada telah menjadi budaya para politis dan partai yang memang tidak memiliki konsep jelas dan langkah terukur untuk menjadikan petani sejahtera dengan pilihan profesi yang memanfaatkan yang ada.

"Petani pada dasarnya dijadikan korban dalam sebuah kebijakan pemerintah dan pengusaha yang melakukan incest politik". Ungkap seorang sahabat penggiat pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian organik di Nagari Sawah Tangah, Kecamatan Simabur, Kab. Tanah Datar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun