Keempat, faktor skema pembiyaan kebun sawit. Mengajukan pinjaman terhadap perbankan untuk membuka lahan sawit mesti ditempuh oleh masyarakat untuk dapat membuka lahan lebih luas. Termasuk terkadang mesti menanam sawit di perbukitan bukit barisan. Maka apabila harga menyentuh harga TBS di bawah 800 rupiah/kg. Maka akan muncul kredit macet dan hutang yang menumpuk. Pilihan lain adalah penarikan jaminan berupa ladang sawit masyarakat.
Bagaimana hubungan harga TBS rendah dengan moment Pilpres dan Pileg 2019. Moment ini adalah moment untuk mengumbar janji. Membaca pemberitaan media massa online dan penilaian dari beberapa pengamat dan pakar. Isu ekonomi tidak menyentuh persoalan mendasar ditingkat masyarakat petani.
"Sangat disayangkan memang bahwa isu emosional lebih ditonjolkan. Masing-masing calon presiden (capres) dan tim sukses (timses) hanya buang-buang waktu dan energi dengan berbagai pernyataan tidak bermutu," ungkap Syamsuddin pakar politik sekaligus peneliti senior dari LIPI.Â
Lebih lanjut Syamsuddin menerangkan bawah isu ekonomi sebagai antipati pemilih "Saya kira malah sebaliknya. Melahirkan semacam antipati pemilih. Pemilih justru menjadi apatis. Saya menilai pemilih enggak suka dengan isu-isu recehan itu,"
Dan harga TBS turun setiap moment Pilpres dan Pileg serta janji waktu Pilkada telah menjadi budaya para politis dan partai yang memang tidak memiliki konsep jelas dan langkah terukur untuk menjadikan petani sejahtera dengan pilihan profesi yang memanfaatkan yang ada.
"Petani pada dasarnya dijadikan korban dalam sebuah kebijakan pemerintah dan pengusaha yang melakukan incest politik". Ungkap seorang sahabat penggiat pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian organik di Nagari Sawah Tangah, Kecamatan Simabur, Kab. Tanah Datar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H