Mohon tunggu...
Ahmad Muthoriqqy
Ahmad Muthoriqqy Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa universitas muhammadiayah jarkarta prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Penggunaan Ganja dalam Ilmu Pengobatan

9 Juli 2023   15:15 Diperbarui: 9 Juli 2023   15:30 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ahamd muthoriqqy andika saputra - 20210110400062 prodi ilmu Komunikasi

Penggunaan ganja dalam ilmu pengobatan di Indonesia masih menjadi topik yang kontroversial. Ganja, atau marijuana, mengandung senyawa aktif bernama tetrahydrocannabinol (THC) yang memiliki efek psikoaktif. Meskipun demikian, beberapa negara telah mengakui manfaat medis dari ganja dan mengizinkan penggunaannya dalam pengobatan.

Di Indonesia, penggunaan ganja sebagai obat masih dianggap ilegal. Undang-Undang Narkotika Indonesia menyebutkan bahwa ganja termasuk dalam kategori narkotika golongan I, yang berarti penggunaan dan peredaran ganja dianggap sebagai tindakan melanggar hukum. Hukuman yang diberikan bagi pelanggar hukum narkotika, termasuk ganja, dapat berupa hukuman penjara dan/atau denda yang tinggi.

Namun, perdebatan terus berlangsung mengenai penggunaan medis ganja di Indonesia. Beberapa pihak berpendapat bahwa ganja memiliki potensi sebagai obat untuk mengurangi gejala beberapa kondisi medis, seperti epilepsi refrakter, nyeri kronis, dan efek samping kemoterapi pada pasien kanker. Mereka berargumen bahwa penelitian ilmiah telah menunjukkan efek positif dari penggunaan ganja dalam pengobatan kondisi-kondisi tertentu.

negosiasi agar penggunaan ganja menjadi legal untuk pengobatan melibatkan berbagai pihak, termasuk para ahli kesehatan, peneliti, pemerintah, lembaga hukum, dan masyarakat umum. Berikut ini adalah beberapa langkah yang biasanya terlibat dalam proses tersebut:

  • Penelitian dan bukti ilmiah: Dilakukan penelitian yang mendalam untuk mengumpulkan bukti ilmiah tentang manfaat medis dari ganja dalam pengobatan kondisi tertentu. Penelitian ini dapat mencakup uji klinis dan studi observasional yang melibatkan pasien yang menggunakan ganja untuk tujuan medis. Bukti ilmiah yang kuat akan menjadi dasar argumen untuk mendukung penggunaan ganja dalam pengobatan.
  • Pembentukan kelompok advokasi: Membentuk kelompok advokasi yang terdiri dari para ahli kesehatan, pasien, dan organisasi-organisasi yang mendukung penggunaan ganja dalam pengobatan. Kelompok ini dapat bekerja sama dengan masyarakat medis, mengadakan seminar atau konferensi, dan menyebarkan informasi mengenai manfaat medis ganja.
  • Kampanye pendidikan: Melakukan kampanye pendidikan kepada masyarakat, termasuk pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat umum, untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat potensial ganja dalam pengobatan. Kampanye ini dapat berupa publikasi ilmiah, konferensi, pertemuan dengan pembuat kebijakan, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mengurangi stigma dan meningkatkan dukungan terhadap penggunaan ganja dalam pengobatan.
  • Lobi kebijakan: Melakukan lobi kepada pemerintah dan lembaga legislatif untuk mengubah atau mengeluarkan peraturan yang mengkriminalisasi penggunaan ganja dalam pengobatan. Kelompok advokasi dapat berkomunikasi dengan para anggota parlemen, bekerja sama dengan kelompok kepentingan lain, dan menyampaikan argumen berdasarkan bukti ilmiah dan pandangan masyarakat yang mendukung.
  • Pembentukan peraturan dan regulasi: Jika ada keberhasilan dalam proses lobi kebijakan, pemerintah dapat membentuk peraturan dan regulasi baru yang mengatur penggunaan ganja dalam pengobatan. Regulasi ini dapat mencakup persyaratan untuk mendapatkan izin penggunaan medis ganja, pengaturan produksi dan distribusi, pemantauan dan pengawasan medis, serta pembatasan penggunaan oleh pasien.
  •  mplementasi dan evaluasi: Setelah peraturan dan regulasi diterapkan, proses implementasi dan evaluasi akan dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan ganja dalam pengobatan dilakukan dengan aman, efektif, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pengawasan medis dan penelitian lebih lanjut mungkin tetap dilakukan untuk memahami lebih baik manfaat dan risiko penggunaan ganja dalam pengobatan.

Penting untuk dicatat bahwa proses negosiasi ini dapat berbeda di setiap negara atau yurisdiksi, tergantung pada peraturan dan pandangan masyarakat yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun