Menjelang isu akan diakannya reshuffle jilid II tampaknya Kejagung semakin hari semakin panik. Iya, semenjak Prasetyo menjabat sebagai Jaksa Agung memang tak pernah mencapai prestasi dalam kinerjanya. Dalam setahun saja Prasetyo bekerja sebagai Jaksa Agung, sudah mendapat nilai terpuruk dari KEMENPAN RB.
Setelah mendapat nilai terburuk, sepertinya Kejagung berniat memperbaiki kinerjanya, mulai dari kasus Papa Minta Saham, BLBI, Supersemar, Eksekusi NAPI Narkoba, Mobile 8, BOT Hotel Indonesia, Pelanggaran HAM Berat dan lain-lain. Sederetan kasus tersebut digarap oleh lembaga penegak hukum pimpinan pak Haji Muhammad Prasetyo. Namun apa yang terjadi? Semua kasus tersebut tak pernah ada yang beres.
Kasus Papa Minta Saham misalnya, Prasetyo sudah menyatakan tidak akan melanjutkan penyidikan, dengan alasan bahwa Reza Khalid sulit untuk dipanggil ke Kejagung setelah mangkir tiga kali. Dia mengungkapkan bahwa Reza Khalid selalu berpindah Negara dan jarang berada di Indonesia. Alasan konyol itu diungkapkan oleh Prasetyo.
Contoh lain adalah kasus BLBI, Supersemar. Sampai saat ini kedua kasus tersebut tak pernah terdengar lagi ciutannya. Apalagi kasus PT. Mobile 8, setelah beberapa hari kemarin Hary Tanoe dipanggil oleh Kejagung sebagai saksi, Prasetyo terlihat kesal karena HT hanya menyatakan “tidak tau” saat menjadi saksi di Kejagung. Baru nemu saya, seorang penyidik kesal sama orang yang disidik. Hehehe
Selanjutnya, kasus BOT Hotel Indonesia. Kasus titipan Surya Paloh ini tampaknya kalah telak, setelah pihak Investor Hotel Indonsia membeberkan bukti surat menyurat pihak investor dengan pemerintah secara detail bahwa investasi tersebut sah dan disetujui oleh pemerintah. Sepertinya Kejagung sudah mulai lelah dan tak menemukan garapan kasus lagi, untuk memperbaiki citra kinerja buruknya selama ini.
Sekian banyak kasus yang ditangani Kejagung dan tak pernah beres, Kejagung terlihat pusing tujuh keliling, apalagi ditambah kabar reshuffle jilid II akan segera diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Kabar yang mencuat, Prasetyo akan digantikan oleh kader PAN yang saat ini sudah sah menjadi partai koalisi pemerintah.
Tampaknya, Pak Haji Muhammad Prasetyo mulai Dag Did Dug.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H