Mulai kemarin Senin, 14 April 2014 para pelajar kelas dua belas atau setara 3 SMA sedang melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2014, dalam ujian inilah 3 tahun masa belajar di pertaruhkan. disamping melakukan persiapan belajar secara intensif para siswa juga biasanya melakukan persiapan mental dan spritual dengan ritual doa bersama atau istighosah dan sebagainya.
Ada satu hal tentang realitas UN yang khalayak sudah tahu, pura-pura tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu yakni tentang adanya praktek kecurangan UN, bahkan kecurangan ini di anggap halal dan sudah menjadi sebuah tradisi. Modusnya dengan berbagai cara, biasanya yang sering terjadi adalah para guru yang mengerjakan soal ujian setelah itu jawaban di sebarkan kepada para siswa. maka tidak heran bila nilai siswa yang saat ujian Try Out tidak lulus tapi ketika UN nilainya melonjak drastis bahkan rata-rata hampir sempurna.
Untuk mengantisipasi praktek kecurangan UN setiap tahun selalu ada inovasi seperti tentang teknis ujian, mulai dari satu ruang ada beberapa jenis soal dan adanya pengawas independen dsb. tapi raktek-praktek kecurangan akan tetap berjalan selama standart nilai kelulusan yang cukup tinggi masih di berlakukan, karena pihak sekolah sendiri tidak akan mau reputasi sekolah mereka tercoreng akibat ada anak didiknya yang tidak lulus.
Dan seharusnya kebijakan standarisasi nilai kelulusan siswa dari sabang sampai merauke tidaklah harus sama, karena SDM dan infrastuktur pendidikan setiap daerah juga tidak sama, tentu ada perbedaan antara sekolah yang berada di DKI Jakarta dan yang berada di Papua.
Tapi ya sudahlah itu urusan pemerintah dan kroni-kroninya, sebagai rakyat jelata pengangguran seperti saya gak ada ngaruhnya.
para pelajar kelas dua belas atau setara kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) sedang melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2014 - See more at: http://news.liputan6.com/read/2036809/pro-kontra-ujian-nasional-trending-topic#.dpuf
