Mohon tunggu...
Ahmad Munir Chobirun
Ahmad Munir Chobirun Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Penulis Lepas, Pengelola Blog ahmadmunir.page.tl

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurangi Anak Bermain Gawai, Memperbanyak Interaksi Anak Dengan Lingkungan

5 April 2018   13:56 Diperbarui: 5 April 2018   14:01 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan Dunia Anak

Anak dalam definisi tulisan ini adalah masa balita dan anak-anak, usia 1-12 tahun. Secara umum, anak-anak adalah mereka yang sebagaian besar hidupnya, masih sangat bergantung pada orang lain, khususnya orang tuanya, baik dalam memenuhi kebutuhan makan dan pakaian, juga aktivitas lainnya. Kelompok ini tidak dimasukkan dalam kelompok produktif.

Lingkungan daur hidup manusia selalu mengalami fase anak-anak, yang mana proses pembelajaran didapatkan dari bermain. Anak-anak belum mengenal metode belajar, belum pula memahami sistematika belajar. Anak-anak baru mengetahui yang ditangkap dari panca indera, yang menarik secara visual, itu yang diminati dan potensi besarnya meniru hal yang diminati.

Pada fase ini, sebenarnya anak-anak dalam masa mengenal dan mendeskripsikan lingkungan. Makanya tidak sedikit anak-anak sangat menyukai figur, dan membanggakan figur yang menjadi sosok panutan. Media televisi menyediakan banyak figure khayalan, yang sangat familiar dan dikenal di dunia anak-anak. Misalnya; Tayo (bis kecil ramah), Upin-ipin (anak-anak yang baik), Adit dan Sopo Jarwo (persahabatan) dan tokoh animasi lainnya. Jika pada fase ini anak-anak tidak diperkenalkan ke lingkungan sosial, khayalan anak-anak tentang tokoh, tidak dihadapi di dunia nyata.

Mengenalkan Nilai dan Lingkungan pada Anak-anak

Masa depan bangsa tergantung pada para ibu, utamanya dalam mendidik anaknya, sebagai tunas dan generasi penerus. Ibu memberi andil, karena mendidik anak pada nilai-nilai yang dasar.

Anak-anak perlu tetap mengenal norma etika dan norma sosial dalam tata pergaulan. Nilai-nilai tidak didapat serta merta, melainkan proses dan interaksi sosial

Pendidikan mengenal lingkungan menjadi sangat penting bagi balita dan anak-anak. Rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang dimiliki menjadi modal bagi orang tua, untuk mendidik anak-anak mengenal lingkungannya, tanpa harus mengenal melalui medium gawai dan televisi. Lingkungan yang paling dominan mempengaruhi anak berdasarkan pengamatan penulis, antara lain; lingkungan bermain, sekolah bermain, televisi dan gawai.

Balita dan anak-anak perlu mengenal lingkungan dengan metode learning by doing. Mempelajari dan mengenal objek dengan berinteraksi langsung, namun dalam pengawasan penuh orang tua. Anak-anak belajar tentang objek huruf, angka, hewan, tumbuhan, alat transportasi, jenis bahan makanan, buah-buahan dan objek lainnya dengan mengenal langsung.

Mengenalkan nilai dan lingkungan pada anak-anak tidak didapat di media gawai, melainkan dari pemainan yang secara intens memaksa anak beinteraksi dengan anak-anak lain. Anak akan merasakan proses pembelajaran dari permainan, baik tentang benar dan salah, atau tentang hal lain seputar objek benda.

Membatasi Menggunakan Gawai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun