Mohon tunggu...
Ahmad Munadi
Ahmad Munadi Mohon Tunggu... Salesman -

I am Realist Business Enthusiasm *wink

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Happy Work

1 Desember 2015   10:26 Diperbarui: 1 Desember 2015   10:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Kamu kenapa Adi?” Sambil menyerahkan selembar surat cinta pertama.

Tepatnya di ibukota Jakarta, pas di tengah-tengah kemacetan yang menjadi makanan 3x sehari. Bulan Agustus 2015 di sebuah gedung pencakar langit di jalur utama 3 in 1 menjadi ajang drama pelampiasan titik pertahanan terakhir dari sebuah zona diri. Momen empat mata yang susah dilupakan, merefleksikan derita kerja setahun lebih jatuh dan jatuh lagi sampai pada jurangnya terdalam. Seperti kata pepatah dunia kerja, yang utama di dunia kerja adalah membangun kepercayaan (trust). Membangunnya butuh waktu dan proses tiada henti, tapi meruntuhkannya dapat terjadi hanya sekejap mata.

Kuperhatikan baik-baik kata demi kata, tanda baca hingga huruf tebal dan makna dari setiap kalimat. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum kecut dan menghela nafas panjang. Akhirnya terjadi juga, pikirku. Lingkungan disini tidak kuat untuk kuhadapi, telah kucoba untuk jalani dan mencintainya selama setahun belakangan namun apa daya hasilnya memang kurang berhasil. Fisik ini sudah payah, pikiran ini sudah tidak jernih lagi, dan rohani pun sinarnya mulai redup.

Push yourself out of comfort zone. Dorong dirimu keluar dari zona nyaman. Kalimat bijak itu kini lagi trend di kalangan pekerja-pekerja muda sekarang ini. Kalimat bijak itu mengajak para generasi muda untuk keluar dan melihat lebih luas ke dunia luar yang lebih luas, berubahlah. Berubahlah, berubah kearah yang lebih baik dengan cara keluar dari zona nyaman sekarang. Bukan tempatnya macan-macan haus lapar duduk di kandang disodori daging, tapi macan itu harus keluar dan cari makan sendiri. Macan tersebut harus kuat, mandiri dan melihat luasnya hutan.

What doesn’t kill you makes you stronger. Segala hal yang tidak membuatmu mati menjadikanmu lebih kuat. Cara melatih diri adalah dengan dengan berlatih. Dan berlatih yang paling ekstrim adalah dengan berlatih diujung tanduk, berlatih yang membuat diri ini antara hidup dan mati. Sudah pasti kejadian itu akan menjadi wahana diri yang baru, diingat selalu dan menjadikan fisik maupun pikiran menjadi lebih dewasa, lebih siap, lebih kuat.

Tapi dua kalimat bijak diatas tidaklah tepat untuk menjelaskan kondisi diri ini 6 bulan yang lalu. Bukan keluar dari zona nyaman, tapi diri ini berusaha keluar dari zona yang tidak nyaman. Tapi tidak juga mengincar zona nyaman, hanya mencari zona yang lebih tepat untuk bertumbuh. Karena di zona tidak nyaman ini perubahan memang terjadi tapi bukanlah perubahan yang diharapkan. Diri ini memang tidak mati, tapi selalu suffer setiap harinya. Menjadikan diri ini memang terlihat lebih kuat tapi rasanya ingin mati saja agar semua cepat selesai. Ketika diri ini lebih mengharapkan mati tapi tidak mati-mati maka kalimat bijak kedua pun saya tampik.

Happy People Sell More. Entah darimana kumpulan kata tersebut terangkai. Kutanya pada yang mengkampanyekan kalimat tersebut, ia bilang ia dapat dari kampanye pemimpin sebelumnya. Happy people sell more. Orang yang bekerja dengan senang dapat menjual lebih banyak. Senang dan aneh rasanya mendengar kata itu. Tapi hati ini senang mendengarnya dan entah mengapa mengucapkannya membawa diri ini senang dan ingin mengkampanyekannya lebih luas lagi.

 

- Maaf ya tulisannya lebih ke curhat dan ngawur alurnya

- Harap maklum penulis baru selesai rehabilitasi

- Udah lama ga nulis dan akan coba menulis lagi :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun