Mohon tunggu...
Ahmad Munadi
Ahmad Munadi Mohon Tunggu... Salesman -

I am Realist Business Enthusiasm *wink

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Ungaran

4 Mei 2012   07:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:44 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Ungaran adalah gunung yang terletak di daerah Badungan kabupaten Semarang. Gunung ini berketinggian sekitar 2.050 mdpl. Ketinggian gunung ungaran tidak setinggi gunung-gunung tetangganya seperti Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro yang dapat dilihat ketika di puncak. Meskipun demikian, gunung ini masih termasuk golongan gunung berapi tipe strato yang masih aktif. Aktifnya gunung ini tidak tampak pada letusan berapi tetapi lebih tampak dari ditemukannya pemandian air panas di sekitar gunung ini, tepatnya terletak di areal candi Gedong Songo.

Konon menurut legenda yang ada, gunung ungaran adalah gunung untuk menimbun Dasamuka. Dasamuka pada zaman dahulu menculik Dewi Sinta dari sisi Rama. Maka terjadilah perang besar antara Dasamuka dan Rama, Dasamuka memiliki kesaktian sehingga tidak jatuh setelah diserang berkali-kali. Akhirnya atas bantuan dari Hanoman, dilemparlah gunung ungaran sehingga Dasamuka tertimbun dibawahnya.

Masih ada lagi banyak cerita dan legenda mengenai Gunung Ungaran ini sehingga gunung ini menarik untuk dikunjungi, salah satunya yang menarik adalah Candi Gedong Songo (Gedung Sembilan). Candi Gedong Songo adalah candi yang berada di kaki gunung Ungaran. Areal ini telah dijadikan objek wisata oleh masyarakat setempat juga menjadi basecamp awal pendakian selain jalur dari Jimbaran. Candi Gedong Songo memiliki keindahan alam luar biasa, taman-taman berbunga didalamnya telah ditata sedemikian rupa sehingga terlihat indah. Selain keindahan taman berbunga, di tempat ini juga terdapat pemandian air panas sebagai penghilang rasa lelah. Jumlah candi sebanyak sembilan memang terbilang cukup jauh untuk dicapai kesemuanya, tetapi dengan keindahan alam yang luar biasa dan udara yang sejuk serta tersedianya pemandian air panas akan menghilangkan semua kekhawatiran tersebut, apalagi tersedianya jasa transportasi kuda dimana kita bisa menaiki kuda di areal candi ini.

13361168181754345404
13361168181754345404
Menuju Puncak

Pendakian menuju puncak gunung Ungaran cukup licin dan lembab tanpa tersedianya tanda pos. Jika melalui jalur Gedong Songo akan memakan waktu sekitar 5 jam pendakian hingga ke puncak. Track awal pendakian menuju arah utara melewati kawasan candi, areal ini cukup terjal dengan batu-batuan yang cukup licin. Track awal ini dihiasi dengan pemandangan mempesona karena kita dapat melihat pemandangan kota dari ketinggian ini. Selain pemandangan kota yang menawan, kawasan awal ini juga masih dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan yang bunganya bermekaran dengan indahnya serta tidak jarang terdengar suara burung-burung bersiul.

Setelah melewati track yang cukup terjal selanjutnnya kita akan memasuki kawasan hutan. Medan di kawasan ini cukup landai dan kental dengan aroma khas pepohonan pinus di hutan. Di area ini akan ditemukan dua tempat yang pas untuk membuka tenda sambil bermalam membuat api unggun dari kayu pepohonan sekitar. Areal kawasan ini akan menjadi kawasan yang terkena matahari terakhir karena track selanjutnya menuju puncak akan memutari bukit dan lebat dengan pepohonan serta tertutup dari matahari.

Track ketiga adalah track menuju puncak. Track ini diawali dengan pendakian curam berbatu licin. Selanjutnya akan diteruskan jalan landai turun naik yang basah dan lembab. Barulah setelah melewati bukit kita akan kembali mendaki curam menuju puncak. Biasanya daerah puncak inilah yang dijadikan tempat berkemah para pendaki karena di gunung Ungaran anginnya tida berhembus cukup kencang, sekalipun ada terdapat banyak pohon yang menghalau kecepatan angin. Pada track ini pendaki harus cermat karena jalan licin dan lembab serta tidak jarang jalan tertutup oleh tanaman sehingga dibutuhkan kecermatan.

Di puncak biasanya akan ditemukan banyak pendaki karena kebanyakan mendaki dari Jimbaran yang jarak tempuhnya berkisar 3 jam saja. Dari puncak gunung ungaran akan tampak gunung-gunung tetangga seperti merapi, merbabu, sindoro dan sumbing. Sayangnya kami mendapatinya ketika berawan sehingga tidak tampak pemandangan di puncak. Gunung ini memang lebih nikmat didaki ketika musim panas kemarau dan ketika suasana tidak berawan atau hujan.

[caption id="attachment_186152" align="aligncenter" width="762" caption="bertemu pendaki lain di puncak"]

13361169051997606664
13361169051997606664
[/caption]

Sebuah Pelajaran Kehidupan

Gunung Ungaran ini memang relatif tidak terlalu tinggi dibandingkan gunung tetangganya serta memiliki medan yang tidak terlalu berat, hanya licin. Pada perjalanan menuruni gunung kami bertemu dengan sekelompok pendaki. Mereka berjumlah sekitar 7 orang dan salah satu diantaranya adalah perempuan. Kami sebelumnya telah bertemu di tenda kami dan kami berikan satu botol besar air minum karena mereka kehabisan air.

Tidak disangka kami bertemu lagi mereka di bawah dengan kondisi makin parah karena sang perempuan sempat pingsan sebentar sehingga kami memberikan botol air terakhir kami pada mereka dan langsung diminum oleh mereka bertujuh, lagi mereka langsung kehabisan air. Pelajaran berharga dari hal ini adalah jangan pernah meremehkan suatu hal sekecil apapun itu, selalu bersiap menghadapi risiko terburuk adalah hal yang penting dilakukan.

Selain itu terdapat pelajaran lain yaitu sikap saling berbagi. Pendakian ini mengeratkan hubungan kami berlima dengan saling berbagi cerita dan kebutuhan. Salah satu cerita hebat adalah dari teman pendakian saya bernama Dias. Ia bercerita bahwa ini adalah pendakian pertamanya menuju puncak, tidak hanya puncak gunung, tetapi menggapai puncak kemandirian kehidupan. Pendakian ini ia jadikan sebuah langkah besar terhadap kemandirian fisik dan jiwanya. Melalui pendakian ini ia ingin menunjukkan kemampuannya terhadap dunia khususnya pada ujian masuk BRI yang dimulai tanggal 29 April kemarin. Ia akan menceritakan kisahnya di gunung ini. Dias semoga kamu keterima kerja...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun