Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta Terapung, Jakarta Monorel... Hanya Tinggal Impian Belaka...

23 September 2011   00:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_131692" align="alignright" width="300" caption="from google"][/caption] Bermimpi untuk bisa mempunyai angkutan yang bebas macet,agaknya semakin sulit dirasakan bagi warga jakarta.Hal itu diungkapkan Gubernur Fauzi Bowo,Senin (19/9/2011) yang ingin mengakhiri masa perjanjian kontrak dengan PT.Jakarta Monorel selaku investor dari mega proyek ini. Proyek yang ditaksir menghabiskan dana sebesar 5.6 triliun itu,macet gara-gara pemprov DKI keberatan untuk bisa mencari tambahan biaya investasi yang masih kurang 4 - 4.5 triliun,lantaran tidak ada investor yang mau menginvestasikan dananya. Padahal Warga Jakarta sudah begitu merindukan adanya sebuah angkutan umum yang membebaskan mereka dari kemacetan yang semakin tahun semakin tak ada obatnya.Mulai dari wacana Jakarta terapung,jakarta monorel yang dianggap akan menolong mereka dari kemacetan,kini hanya tinggal isapan jempol belaka. Kemacetan di Jakarta sudah semakin tak tertangani dengan baik,belum lama ini kita mendengar dijalankan adanya jam oprasi mobil Truk dan Kontainer yang katanya biang dari kemacetan di jakarta,juga tak bisa menyelesaiakan masalah. Lalu bagaimana jalan keluar dari permasalahan sosial yang berujung menjadi masalah negara ini?,Harusnya segenap lapisan warga jakarta,dan pemerintah harus dengan serius menjalankan program-program yang sudah ada dengan sebaik-baiknya,ditambah lagi harus diadakannya penyuluhan akan mental dan moral para pengguna jalan yang baik,agar tidak ada saling serobot,dan mendahului,yang pada dasarnya itulah biang dari kemacten di jakarta.Mental dan moral para pengendara yang tak lagi memperdulikan aturan,dan lebih mengedepankankan ego sendiri.Merasa dia yang punya kepentingan,sedangkan yang lain tidak punya kepentingan.Contoh saja para supir angkutan yang parkir seenaknya di jalan,dan suka berhenti mendadak,yang sering mengakibatkan pengendara dibelakangnya menjadi terganggu,ketika diingatkan mereka pasti tidak terima dan mencak-mencak marah tak karuan. Pembatasan penggunaan Sepeda Motor dan Mobil,juga hendaknya perlu di lakukan.Begitu banyaknya sepeda motor yang sekarang ini merajai jalanan,menurut data dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ)tahun 2010 jumlah sepeda motor dijakarta mencapai angka 8 juta unit,sehingga nyaris melebihi penduduk jakarta yang kurang lebih 8.5 juta orang.Di tahun ini pasti jumlah itu akan melampui jumlah penduduk dijakarta. [caption id="attachment_131688" align="alignleft" width="319" caption="inilah potret kemacetan dijakarta.from google"][/caption] Terlalu mudahnya mengajukan kredit motor,agaknya menjadi penyebab semakin banyaknya jumlah motor yang ada di jakarta,sampai-sampai ada dealer yang berani memberikan jaminan tanpa DP sekalipun,asalkan bisa mengangsurnya.Bagaimana tidak menarik.Dalam satu rumah bisa didapati lebih dari satu motor. Mobil pribadi dan kendaraan roda empat juga sangat berpengaruh menambah kemacetan,masih menurut data  DTKJ,tahun 2010 tercatat kendaraan roda empat mencapai angka 3 juta lebih. Pembatasan kepemilikan kendaraan dan kontrol pemerintah yang ketat harusnya bisa membantu menangani kemacetan dijakarta yang sudah parah ini.Tentang infrastruktur juga harus ditingkatkan,untuk semakin membantu menangani kemacetan ini. Inovasi mencari alternatif kendaraan bebas macet agaknya akan sangat sulit diwujudkan jika kondisinya tidak dibenahi secara menyeluruh.Busway Transjakarta yang di anggap suksespun juga tak lepas dari masalah. Ah..rasanya alternatif yang paling memungkinkan bisa diwujudkan adalah dengan Bersepeda,alias Ngonthel..selain sehat juga ramah lingkungan."Bike To Work",tapi itukan untuk jarak dekat bagaimana dengan jarak jauh..?,lagi-lagi polemik yang sudah tak ada jalan keluar.Pada akhirnya kita tunggu saja entah ditahun berapakah jalanan di ibukota  ini menjadi lumpuh total. Selamat tinggal kendaraan,selamat tinggal kemacetan...Yuck jalan kaki saja,biar sehat dan terbebas dari serangan jantung.he..he.. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun