Gegap gempita 10 november tahun yang silam,engkau merengkuh kami dalam hangatnya dekapanmu.
Ketika langit bumi rantau begitu mendung menggantung,
ketika matahari enggan membagi sinarnya,
ketika udara dingin hutan belantara menggigit tulang belulang.
Ketika nafas begitu sesak menapaki tanah nan asing,lagi mengharukan.
Tapanuli Selatan,tanah dulu engkau menapaki jejak perjuangan,
memilih berpisah dengan hangatnya dekapan tanah kelahiran,membawa segenggam harapan,
untuk kami anak-anakmu,agar hidup tak berkesusahan.
Meski kini,sudah 20 tahun lebih berlalu waktu suram itu
Engkau tetap saja harus bertaruh luka,berpeluh darah,berderai air mata.
Lipatan kerut keningmu,adalah gambaran perjuangan yang tak pernah berkesudahan