Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Engkaulah Pahlawan Sejatiku

9 November 2011   11:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gegap gempita 10 november tahun yang silam,engkau merengkuh kami dalam hangatnya dekapanmu.

Ketika langit bumi rantau begitu mendung menggantung,

ketika matahari enggan membagi sinarnya,

ketika udara dingin hutan belantara menggigit tulang belulang.

Ketika nafas begitu sesak menapaki tanah nan asing,lagi mengharukan.

Tapanuli Selatan,tanah dulu engkau menapaki jejak perjuangan,

memilih berpisah dengan hangatnya dekapan tanah kelahiran,membawa segenggam harapan,

untuk kami anak-anakmu,agar hidup tak berkesusahan.

Meski kini,sudah 20 tahun lebih berlalu waktu suram itu

Engkau tetap saja harus bertaruh luka,berpeluh darah,berderai air mata.

Lipatan kerut keningmu,adalah gambaran perjuangan yang tak pernah berkesudahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun