[caption id="" align="alignnone" width="552" caption="CSR.from google"][/caption] Saya adalah kuli panggul,dari sebuah perusahaan keluarga yang mulai merangkak menemukan jalan eksistensinya didunia interior manufacture.Bersyukur tenaga ringkih saya masih berguna di sini,fisik saya yang lemah masih juga dibutuhkan di sini.Saya masuk di perusahaan ini,sekitar kurang lebih sudah 6 tahun yang lalu. Bersyukur jerih payah keringat saya dari kuli panggul itu,saya bisa memberikan sedikit uang untuk ibu saya yang hidup sendiri dikampung halaman,saya bisa meneruskan pendidikan,saya bisa membeli motor meski sekarang harus dijual kembali karena kebutuhan,saya bisa menyisakan sedikit untuk tabungan,dan saya bisa menikah di tahun ini. Yach..itulah seklumit kisah hidup saya,ini benar adanya,tak ada yang saya reka-reka. Tapi,ada sebentuk keprihatinan yang semenjak pertama kali menginjakkan kaki diperusahaan ini,saya selalu berhadapan dengan pimpinan yang menurut perasaan dan hati saya dia sedikit arogan,tempramental dan absolut.Sebuah Pemakluman memang,pemimpin sekali waktu memang harus demikian. Entah benarkah dugaan saya ini,atau hanya karena penilain subjektif saya yang tak transparan.Tapi ternyata penafsiran saya ini,juga di aminkan oleh teman-teman saya.Jadilah kami berskongkol dalam kudeta tersembunyi. Pimpinan yang baik,dan lekat dihati kami adalah pimpinan yang arif dalam menyikapi sebuah masalah,tidak suka memojokkan bawahan,bersedia berunding dan bermusyawarah bersama,berpenampilan sederhana,dan yang terpenting mau mendekat,berbaur dan lebih-lebih bisa ikut merasakan bagaimana problema bawahan. CSR(Corporate Sosial Responsibility),salah satu program terkini yang sering didengung-dengungkan oleh para pakar SEO dalam menarik konsumen dan menggaet sebanyak-banyaknya pelanggan.Melalui program-program sosial kemanusiaan dan di wadahi dengan semangat kebersamaan untuk lebih mensejahterakan masyarakat yang lebih luas. Nampaknya hanya akan jadi sebuah slogan,ketika yang ada pemimpin perusahaannya adalah orang yang absolut dan arogan.Training dan Seminar kepemimpinan seringkali hanya di jadikan sebuah ritual dari sistem kerja divisi HRD sebuah perusahaan.Jika sudah,maka yang sering adalah perusahaan seolah-olah berhak menuntut,dan merekayasa agar profit perusahaan tak mengalami defisit. Ah...rasanya terlalu tinggi bahasa saya,sekali lagi saya hanya kuli panggul yang bisanya hanya disuruh-suruh,masalah seperti itu hanya sekedar menjadi wawasan saja,selebihnya perusahaan masing-masing yang mau atau tidak mempraktekkannya. Al hasil,tulisan ini hanya berisi sekitar uneg-uneg dan isi hati saya,betapa saya dan juga teman-teman rindu akan sosok pemimpin yang arif,produk dari CSR yang memikat. ***** Jakarta,29 juli 2011 23:00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H