Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta Yang Layu Sebelum Berkembang

3 Oktober 2011   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:24 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perjamuan cinta,di gelar di atas serpihan hati-hati yang hancur,meradang gersang...titik-titik cinta telah mengkristal,menjadi sebongkah es yg dingin,beku,kelu...
bunga-Bunga cinta berseri mewangi di taman istana hati...namun,sang pemiliknya lalai,untuk merawat dan memperhatikan tamannya...penyejuk pandangannya sirna,berubah menjadi bunga-bunga yang layu...cintapun sayu...berlalu...

Namun,bahasa kita terlalu sempit untuk melukiskan cinta..
"Sebanyak apapun tinta yang kita gunakan untuk melukis kata cinta,akan habis sebelum cinta itu terdefinisikan secara utuh..."
karena pembagian cinta yang demikian pelik....

seperti apa yang dituturkan Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah Rahimahullohuta'ala...
"Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri."

manajemen cinta yang apik..di kala hati telah bercokol benih cinta,semailah dalam dekapan syariat yg menentramkan...jangan kiranya ia begitu mengalahkan cinta kita kepada Rabb Tuhan yang patut cinta terbesar ini hanya UntukNya...

"melukislah tentang cinta..dalam kanvas hati nan putih..."

tulisan sekenanya...sebagai pelampiasan...
di siang yg terik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun