"Sesuatu yang berasal dari hati, akan sampai ke HATI"Â
Menarik, jika kita membahas tentang pendidikan. Karena pendidikan adalah sumbu api bagi negara agar bisa terus berkobar, pendidikan adalah seperti ruh, yang akan membawa perjalanan sebuah bangsa menuju dermaga tujuan dan cita-citanya.
Peran Guru sebagai seorang pendidik, akan menjadi sangat mendasar, sebagai prasayarat utama agar transformasi pendidikan bisa berjalan. Guru tak bisa tergantikan oleh teknologi secanggih apappun. Guru adalah jantung bagi pendidikan, tak boleh dianggap hanya pelengkap derita, apalagi penjual ilmu semata.Â
Guru hari ini selevel dengan profesi profesional lainya, yang punya prasayarat kompetensi dan sertifikasi yang harus dikuasai. Ini menjadi sangat penting agar keselarasan tujuan pendidikan berjalan sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.
Namun, satu hal penting yang tak boleh dikesampingkan, karena saat ini, saya melihat, sekali lagi ini murni cara pandang saya, karena melihat apa yang saya temukan disekitar saya, bukan untuk mengeneralisir, saya yakin, semoga ini hanya kejadian kecil yang terjadi di sekitar saya. Saya melihat, motivasi guru sekarang menjadi lebih memprioritaskan kepada syarat administratif. Pemenuhan terhadap jam mengajar, menguasai metode yang beragam, membuat media pembelajaran yang bervariasi, dan segenap pendukung pembelajaran yang harus disediakan. Satu hal yang terlewatkan itu adalah bagaimana pendidikan itu mampu menyentuh "HATI" peserta didik.
Pendidikan tidak boleh meninggalkan "HATI", guru yang menjadi pendidik, tidak boleh meninggalkan "HATI" dalam proses pembelajarannya. HATI menjadi pemandu yang secara halus memberikan energi yang tak bisa di cerna dengan logika. HATI lah yang membuat guru tetap bertahan memberikan bakti terbaiknya ditengah berjuta kekurangan yang menerpanya. Karena HATI lah yang mampu menguatkan guru yang tak punya gaji tinggi dan tunjangan sertifikasi tetap bertahan dalam pelukan kasih sayang sesama insan. Mereka yang tetap memberikan yang terbaik kepada setiap insan, meskipun, entah dunia melihatnya atau mencampakkannya.Â
Semangat mendidik dengan HATI itulah yang harus dan selalu tetap kita jaga, agar anak didik kita juga menemukan "Hatinya" untuk terus menjadi manusia pembela negaranya.
Salam dan Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H