Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Nyata (Berbagi Kisah), Sepak Terjang Seorang Gay

20 Oktober 2011   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 198382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenalan dengan Seorang GAY

Awalnya,mungkin dia tidak tahu,banyak dari orang yang dia jadikan sebagai sahabat dunia maya,adalah dari berbagai latar belakang hidup yang berbeda-beda.Ada yang seorang pria sholeh,wanita berkerudung,sampai juga "wanita nakal",dan laki-laki  yang ternyata seorang GAY.

Dari situs jejaring itu,dia mulai berani memberikan nomor telepon,alamat,dan hal-hal yang diminta oleh para "sahabat mayanya".Salah satu yang sering memberikan perhatian kepadanya adalah Om-om yang katanya tinggal di Apartemen mewah di Jakarta Pusat.Saban hari om-om itu menelponnya,dari sekadar menanyakan kabar,sampai obrolan yang tak tahu arah dan tujuannya.Kadang sampai larut malampun,dia bersedia melayani obrolan om-om itu.Bahkan tak tanggung-tanggung,menurut ceritanya om itu bersedia memberikan harta dan kemewahan untuknya asal dia mau ikut bersamanya.

Pada puncaknya,om itu mengajaknya untuk ketemuan,di sebuah mall di jakarta barat,mall "ciputra" tepatnya,saat itulah dia merasakan ada suatu hal yang terlalu kelewatan yang sudah dia lakukan selama ini,padahal dia sudah tahu,bahwa om itu ingin mengajaknya hidup bersamanya sebagai "lelaki simpanan".Hatin kecilnya meronta,mengingatkan,akan beginikah jalan hidup yang harus dipilih..

Pikirannya demikian kacau,seolah-olah om itu mempunyai kekuatan gaib yang selalu mempengaruhinya untuk menuruti semua kata-katanya.Saat itulah dia "tersungkur",lemah sejadinya.Ajakan hawa nafsunya terus menggodanya untuk menurutinya.Meskipun hatinya meronta tetap saja dia membulatkan tekadnya untuk pergi ke mall ciputra dan bertemu dengan Om itu.

Haruskah masa depannya hancur berkeping-keping,sekajap mata,hanya oleh buaian harta.Dalam sekejap saja,dia merasa "ini bukanlah aku yang dulu,ini bukanlah aku yang periang itu,ini bukan aku",dia ingin berteriak "ini bukan akuuu".

Tawaran dunia maya yang terlalu menggiurkan,mampu menyeret orang-orang yang tak punya "pegangan" yang kuat untuk menghadapinya.Terjerat oleh perangkap-perangkap setan dan semua jenis ketidak normalan hidup.

Maka mari berhati-hati,dalam menjalani kehidupan ini.

====================================

Semoga berkenan membacanya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun