Mohon tunggu...
Ahmad Mujiyarto
Ahmad Mujiyarto Mohon Tunggu... Guru - sedang belajar

Hanya seorang yang belajar menjadi Guru SD yang Baik dan Benar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Untuk Belajar Evolusi, Harus Mengesampingkan Agama

8 Oktober 2011   10:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_134605" align="aligncenter" width="489" caption="teori darwin..yang kontroversial"][/caption] Evolusi,adalah sebuah mata pelajaran yang harus wajib ada,dan dipelajari oleh semua siswa yang duduk dibangku sekolah dari SD sampai SMA, bahkan sampai di bangku kuliah pun (untuk yang jurusan MIPA),Evolusi adalah mata kuliah wajib yang ada di deretan sebagai mata kuliah pengendali mutu. Beberapa hari yang lalu,saya baru saja menerima mata kuliah evolusi tersebut.Pengantar yang di berikan Sang Dosen,sangat menggelitik hati saya,bahwa "Untuk belajar Evolusi harus mengesampingkan Agama.Karena Evolusi dan Agama sangatlah bertentangan,kita tidak bisa menyatukan antara dua jalan yang berbeda jalurnya.".Begitulah kurang lebihnya pengantar Sang Dosen. Sejak SD sampai Kuliah,evolusi selalu dikaitkan dengan penemuan fenomenal Charles Darwin.Yang di anggap Bapak Evolusi Dunia.Salah satunya yang sangat kontroversial dan menggemparkan dunia adalah,Dia menganggap bahwa manusia itu adalah sebuah hasil evolusi seekor kera,Kera dahulu adalah nenek moyang manusia.Dengan menggunakan berapa teori dan temuan-temuan yang menurutnya bisa menguatkan pendapatnya,Darwin mampu meyakinkan manusia pada masa itu,atau bahkan sampai saat ini bahwa pendapatnya adalah sebuah kebenaran yang harus diterima. Inilah yang membuat gerah dan merasa tidak tenangnya seorang ilmuwan kekinian,yang bertitik tolak pada sebuah keyakinan Agama yang di anutnya,bahwa manusia bukanlah berasal dari seekor kera.Mulailah Dia (Harun Yahya),membuat hipotesis-hipotesis,dan penelitian-penelitian untuk bisa menyanggah pendapat nyeleneh Bapak Evolusi Dunia itu. Secara nalar,bisa saja temuan-temuan Darwin mampu di sanggah,akan tetapi nalar saja tidak cukup untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis seputar temuan Darwin. Secara agama,jelas ini adalah sebuah kekeliruan yang tidak bisa diterima meski dengan cara apapun. Masih menurut Sang Dosen,bahwa Evolusi itu tidak pernah mengenal kiamat.Evolusi tetap akan berjalan,selama ada kehidupan.Tidak ada batasan dalam ilmu Evolusi,maka dari itu evolusi tidak akan pernah bisa berkembang jika disandingkan dengan agama. Lalu apakah memang benar ucapan Sang Dosen tersebut,ataukah itu hanya sebuah statement yang terlalu berlebih-lebihan.Meskipun Sang Dosen,juga punya agama,tetap saja dia harus meyakinkan kepada mahasiswanya untuk bisa menerima mata kuliah itu dengan baik. Ilmu pengetahuan akan selalu meninggalkan jejak,entah jejak yang baik ataukah jejak yang buruk.Evolusi bisa saja akan menghasilkan temuan-temuan yang sangat bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak,tapi hendaknya dalam pelaksanaannya bisa diseimbangkan antara Ilmu Pengetahuan dan Moral Budi pekerti,lebih-lebih agama.Agama harus bisa dijadikan sebagai "pedal Rem",yang mampu meredam agar sebuah mobil pengetahuan tidak berjalan kebablasan yang pada akhirnya hanya akan mencelakakan manusia itu sendiri. Tidak ada artinya ilmu yang tinggi tanpa di bentengi agama,karena akan yang demikian itu bisa menyebabkan manusia menjadi celaka. Pelajarilah Evolusi,pelajarilah Ilmu pengetahuan,tapi redamlah dengan Agama...mungkin inilah yang bijaksana. ________________________________ Hanya Share saja.. Semoga berkenan Membacanya.. ____________________ Matapena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun