Mohon tunggu...
Ahmad Mujir
Ahmad Mujir Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Sedang mencoba menjadi Hamba Allah yang baik. Insya Allah ada jalannya, Amin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tragedi Aleppo dan Kekuatan Kebangkitan Islam

25 Desember 2016   14:41 Diperbarui: 25 Desember 2016   15:08 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Aleppo timur yang dikuasai pemberontak, asap hitam membumbung tinggi dari rumah-rumah penduduk yang sengaja dibakar penduduk karena tak ingin meninggalkan apa pun yang bisa dijarah pasukan pemberontak.

Kejadian yang bukan lagi sekedar isu belaka di telinga kita hingga fakta-fakta kekejian perang terekspose media.

"Sulit meninggalkan barang-barang milik kita karena tahu musuh kita akan menggunakannya untuk mereka. Bandit-bandit biasanya akan merampasnya," kata Zarqa, guru bahasa Inggris yang turut mengungsi dari Aleppo timur.

Sesaat kita melihat tragedi kemanusiaan ini seperti bukan hal yang akrab dengan keseharian. Ya tentu, karena hal itu memang jauh dari tempat kita bekerja, bermain, dan beristirahat. Begitu bodohnya manusia yang menjadi tidak peduli terutama sesama muslim yang saudara-saudara seimannya justru dalam kondisi sekarat. Mereka ditinggal dengan ketidakpedulian.

Kini perkara yang bermula pada 2011 yang sering disebut Arab Spring memunculkan tidak hanya gerakan anti pemerintah, melainkan telah menghasilkan korban nyawa dari masing-masing wilayah yang terlibat perang.

Rakyat mengungkapkan kemarahan atas pejabat-pejabat yang korup, serangkaian aksi pun terjadi. Kemudian, rezim menanggapi aksi-aksi yang terjadi justru dengan langkah brutal. Sehingga banyak pengunjuk rasa dan kelompok tertentu yang menyimpulkan bahwa satu-satunya cara berhadapan dengan pemerintah adalah dengan mempersenjatai diri dan menggulingkan rezim. Lantas hal ini berkembang dan menjadi perang saudara yang berlarut-larut.

Setidaknya itulah yang terjadi dalam waktu-waktu terakhir di Aleppo, Suriah. "Sekitar 3.000 warga sipil dan lebih dari 40 orang yang terluka, termasuk anak-anak, dibawa keluar," kata kepala ICRC di Suriah, Marianne Gasser, setelah dua konvoi pergi.

Namun perlu kita lihat keseluruhan korban sejak tragedi ini terjadi hingga saat ini. “Sangat sulit untuk membuat skala kehancuran dan penderitaan yang akurat. Namun kebanyakan sepakat bahwa lebih dari 500.000 orang terbunuh.” Begitu besarnya angka total korban terbunuh. Penderitaan fisik dan psikis tak terobati dalam rentang waktu seumur jagung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun