Mohon tunggu...
ahmad muhamad
ahmad muhamad Mohon Tunggu... -

saya senang jalan-jalan dari pada melihat gedung bertingkat. lebih suka keliling mencari makanan ketimbang berlama-lama memilih pakaian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Golongan Putih

17 Januari 2014   10:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

GOLPUT (golongan putih), istilah ini muncul pada era orde baru. Dimana pada masa itu terjadi ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Suharto. Istilah ini digagas oleh para aktivis era 66 pada era orde lama.

Istilah golput ini digagas oleh para aktivis 66 pada era tahun baru. Mereka merasa tidak puas dengan kepemimpinan Presiden Suharto yang tidak mampu merubah tatanan pemerintahan. Karena tujuan para aktivis 66 ini pada saat melengserkan pemerintahan Presiden Sukarno yang dikenal dengan orde lama adalah meciptakan demokrasi di Indonesia. Dan semua itu tidak dapat tercapai pada era orde baru. Karena mereka merasa sebuah arti demokrasi sangat penting untuk sebuah negara. Dan negara yang memiliki perbedaan di setiap daerah di Indonesia butuh kata demokrasi.

Pada masa orde baru semua yang bertentangan dengan pemerintah di anggap melawan negara. Dan semua organisasi dalam bentuk apapun yang memberitakan dan melawan pemerintahan "dibredel".

Golongan putih muncul paling santer pada saat pemilihan umum. Karena pemilihan umum di anggap tidak dapat mewakili masyarakat. Karena pada masa itu partai penguasa yang selalu menang dan tidak ada yang namanya oposisi atau bagian yang melakukan kritik terhadap pemerintahan atau partai pemenang.

Apakah di era reformasi yang notabene merupakan aspirasi masyarakat sepenuhnya masih ada istilah golongan putih. Apakah demokrasi dapat berjalan sesuai cita-cita para aktivis yang melengserkan dua masa pemerintahan orde baru dan orde lama. Dan apakah pemilihan secara langsung ini dapat menghasilkan para pemimpin yang dapat membangun sebuah negara sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa.

Tapi satu yang pasti untuk menghasilkan demokrasi yang utuh butuh proses yang panjang. Karena negara Amerika yang selalu kita contoh model demokrasinya membutuhkan waktu lebih dari seratus tahun. Dan Indonesia baru melaluinya selama limabelas tahun. Masih butuh waktu panjang untuk belajar istilah demokrasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun