Ilustrasi: motivasi.blogekstra.com
Enam puluh sembilan tahun bangsa Indonesia merdeka. Sudah banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi didalamnya dan sudah banyak pula darah yang dicucurkan dari pra-kemerdekaan 1945 sampai pasca-reformasi 1998.Dibalik rentetan sejarah yang telah terjadi,benarkah Indonesia sudah menjadi negara yang mandiri? apakah reformasi sudah berhenti ? atau kita perlu revolusi ? lantas,revolusi seperti apa yang bisa kita harapkan dan capai untuk kedepannya ? Sebuah pertanyaan retorik yang menarik.
Pemerintahan Indonesia menampakan wajah baru ketika Jokowidodo terpilih menjadi presiden Indonesia ke-7.Sosok populer yang satu ini menjadi tumpuan harapan segenap rakyat Indonesia yang sudah lama menantikan kepemimpinan yang pro-rakyat.Bahkan,ada yang sampai berasumsi Jokowidodo mampu membawa perubahan yang radikal baik secara politik,ekonomi,sosial maupun budaya.
Sedikit melihat kebelakang ketika reformasi dikibarkan pada tahun 1998,para aktivis dan seluruh rakyat Indonesia menantikan perubahan yang mendasar pada saat itu,dimana rakyat Indonesia sudah muak dan jenuh melihat sandiwara Soeharto selama 32 tahun.Reformasi adalah gerbang menuju Indonesia yang lebih demokratis.Semua lapisan masyarakat menyakininya.Meski,jalan reformasi harus mengorbankan korban jiwa,hal itu tidak sia-sia sampai pada akhirnya reformasi bukanlah angan-angan,tapi suatu kenyataan.
Reformasi 1998 adalah perubahan yang belum bisa dikatakan radikal.Keinginan para aktivis dan rakyat tidak serta merta dijawab.Perubahan yang terjadi hanya berkisar pada sistem dan struktur.Terutama kursi-kursi di parlemen yang sebelumnya banyak diduduki para milliter,dikurangi hanya beberapa bagian.Kaum konservatif banyak yang masih duduk nyaman dan ada kecenderungan untuk mengembalikan wajah Indonesia ke Orde Baru.Hal ini jelas menimbulkan kekecewaan para kaum reformis.Perubahan seperti itu seperti "tambal-sulam'.Jangan heran,setelah orde baru para elite politik masih banyak yang korup,nepotis,kolusi bahkan lebih bisa dikatan semakin parah dan meraja rela.Jadi,mampukah revolusi terjadi di Indonesia ?
Revolusi jauh lebih sulit ketimbang reformasi.Revolusi adalah perubahan mendasar,menyeluruh dan terukur.Bukan seperti perubahan (baca:reformasi) 1998 yang terkesan tergopoh-gopoh dan tidak terencana dengan matang. Revolusi Prancis sebagai contohnya ,perubahan radikal yang berhasil menumbangkan kekuasaan monarki absolut disusun bertahun-tahun yang akhirnya menjadikan negara Prancis sebagai negara republik modern pertama.Kesadaran kolektif,Propaganda isu,penguatan ideologi massa hanya beberapa rencana teknis menuju jalan revolusi. Revolusi juga banyak tipe : Politik,Sosial,Budaya,Ekonomi,Intelektual,Mental sampai Industri.Benang merahnya adalah perubahan secara radikal,dasar dan menyeluruh.
Dalam konteks Indonesia,kita harus tetap kritis terhadap pemerintah. Kita adalah rakyat. Dan rakyat adalah juri dari suatu pesta demokrasi.Ketika sebuah pemerintahan tidak lagi bisa diandalkan dan diharapkan,revolusi mungkin sebagai pilihan terakhir menuju perubahan yang mendasar.Perubahan yang menyentuh seluruh aspek-aspek politik,sosial,ekonomi dan budaya.Saat ini kita sudah bisa melihat dengan jelas dekadensi (penurunan nilai-nilai)Â ada dimana-dimana. Pendidikan,sosial,budaya,agama, dan moral telah telah digrogoti sistem kapitalis yang tidak terkontrol.Kita semakin jauh dari filosofi Pancasila yang menjadi tumpu acuan hidup kita ,orang-orang Indonesia.
Kita harus tergerak untuk menuju revolusi.Dimulai dari Revolusi Mental menuju Revolusi Sosial dan berlabuh pada Revolusi Bangsa.Jika kita tetap begini,berdiam diri serta apatis dengan pemerintah,maka jangan mengeluh jika sewaktu-waktu negara kita hancur lembur dimakan sistem-sistem barat.
Revolusi mungkin masih sangat jauh dari kita.Yang jelas reformasi 1998 bukanlah akhir dari perubahan radikal bangsa Indonesia.Masih banyak jalan terjal yang harus dilalui bangsa Indonesia kedepannya.Selagi berjalan,lebih baik kita menyiapkan revolusi yang matang,yang dimulai dari diri kita sendiri agar ketika sewaktu revolusi itu meletus,kita sudah siap dan tidak tergopoh-gopoh seperti tahun 1998.
Revolusi bukanlah khayalan !!