Korupsi , menurutku sulit untuk mendefinisikan suatu hal tersebut karna tidak pernah menemukan suatu definisi korupsi secara umum, korupsi ini sudah muncul sejak zaman kolonial hingga sampai saat ini.
Korupsi menurut banyak orang bukan suatu hukum bahkan banyak yang menganggap korupsi adalah suatu kebiasaan yang menurut mereka adalah suatu yang kecil, bahkan mereka tidak memikirkan dampak dari suatu yang kecil tersebut. Dan mereka pun tidak menyadari akan hal yang mereka lakukan dapat menyebabkan suatu dampak besar bagi ekonomi dan sosial.Â
Harga suatu barang menjadi tinggi karna menutupi apa yang telah mereka ambil dari barang tersebut, bisa jadi karna modal mereka terlalu tinggi sehingga terjadi suatu penyelewengan yang mengarah ke tindakan korupsi.
Kenapa korupsi di negara ku tidak kunjung usai dan kebanyakan mereka mereka yang terlibat dapat di kategorikan orang yang mampu dan tidak kurang,bahkan melebihi kategori orang mampu, apakah ada suatu gejala yang membuat mereka terlibat dalam jeratan korupsi dan bahkan tidak hanya orang berdasi yang Terjerat di dalam korupsi bahkan orang awam pun melakukan korupsi.Â
Entah kenapa dan apa alasan mereka, aku prihatin dengan keadaan negaraku yang tak kunjung usai akan masalah korupsi mulai aku duduk di bangku tk sampai aku menduduki di bangku kuliah yang baru sadar begitu mirisnya negaraku tidak usai akan masalah korupsi, mungkin di karenakan begitu banyak peluang bagi mereka untuk melakukan korupsi, bahkan orang yang berpendidikan tinggi pun masih melakukan korupsi padahal mereka merupakan sarjana sarjana terpilih sehingga mereka mendapatkan sebuah jabatan terhormat, dan memang realitanya kebanyakan orang orang yang memiliki jabatan tinggi yang memiliki banyak peluang melakukannya.
Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka, apakah mereka tidak malu kepada orang yang tidak pernah berpendidikan tinggi tapi tau akann mana yang benar dan yang salah akan perlakuan yang tidak pernah terlintas di dalam pikiran kita, Â dan yang lebih miris lagi ketika orang awam terlibat akan korupsi.Â
Aku pun malu menjadi mahasiswa yang tidak bisa menghadirkan sebuah perbuatan menimbulkan suatu perubahan untuk negaraku ini, dan akupun bangga dengan pendidikan yang saat ini, bangga karna mereka dapat mengetahui apa itu korupsi dan apakah benar atau salah suatu tindakan korupsi tersebut, Â semoga mereka dapat mempraktekan sesuai dengan apa yang mereka pelajari, agar tidak hanya tau soal teori tapi tidak menimbulkan suatu hasil yang sesuai dengan realita mirisnya negri ini.
Semoga segera di selesaikan orang orang yang memiliki suatu pemikiran yang mengarah ke tindakan korupsi dan semoga mereka miliki rasa takut untuk melakukan suatu tindakan tersebut.Â
Saya tidak banyak tau tentang koruptor yang ada di negara ini tapi saya prihatin akan pelaku korupsi itu adalah orang orang yang di kategorikan penjabat yang gajinya lebih dari lebih yang tidak terbayangkan orang orang yang sulit mencari uang, bahkan lebuh mirisnya lagi banyak penjual penjual yang ikut terjerumus ke dalam korupsi, bahkan ada tukang parkir pun terlibat saya tidak tau kenapa orang orang bisa melakukan hal tersebut.
Menurut saya kalo orang selain penjabat pejabat kaya melakukan hal hal tersebut itu masih wajar karena mungkin gaji mereka belum cukup untuk memenuhi sandang pangan keluarganya, tapi anehnya ketika pejabat pejabat yang melakukan hal hal itu mereka tidak mendapatkan hukuman yang sesuai, dan anehnya lagi hukum di negaraku mampu terbayarkan oleh uang , apakah di dalam pemikiran mereka serba uang uang dan uang.Â
Apakah majunya suatu negara dapat di selesaikan dengan uang. Apakah gaji mereka tidak lebih dari cukup, begitu rakusnya mereka dengan uang sehingga merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan mereka kurang mensyukuri dengan apa yang mereka miliki sehinga meraka melakukan hal yang membuat resah semua orang, bisa jadi mereka mengabaikan dengan apa yang mereka lakukan tersebut dan bahkan banyak sifat orang orang yang mana ingin memiliki suatu, padahal suatu itu hanya untuk memenuhi hawa nafsu yang ketika di manjakan tiada hentinya.