Mohon tunggu...
Ahmad Milzam
Ahmad Milzam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Hubungan Internationa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2021, program Studi jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Laut China Selatan: Tantangan Besar Bagi Kedaulatan Indonesia dan Upaya Penanggulangannya

31 Mei 2024   02:21 Diperbarui: 31 Mei 2024   02:28 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik Laut China Selatan telah lama menjadi isu panas di kawasan Asia Tenggara. Laut ini tidak hanya kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan gas, tetapi juga merupakan jalur perdagangan vital yang menghubungkan berbagai negara. Bagi Indonesia, konflik ini memunculkan tantangan besar terhadap kedaulatannya. Zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia tumpang tindih dengan klaim garis sembilan putus yang diajukan oleh China, menyebabkan ketegangan mengenai batas maritim. Konflik ini membawa implikasi serius bagi keamanan dan kepentingan ekonomi Indonesia serta stabilitas regional.

Konflik Laut China Selatan menimbulkan tantangan signifikan bagi kedaulatan Indonesia. Tantangan ini mencakup ancaman terhadap kebebasan navigasi, kemungkinan militerisasi wilayah tersebut, dan dampak ekonomi yang merugikan. Namun, Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan ini melalui kebijakan diplomasi aktif dan peningkatan kerja sama maritim.

Salah satu dampak utama konflik ini adalah ancaman terhadap kedaulatan Indonesia di ZEE-nya. Klaim garis sembilan putus China mencakup sebagian wilayah yang Indonesia klaim berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS). Ketegasan China dalam mempertahankan klaimnya sering kali menimbulkan konfrontasi dengan kapal-kapal patroli Indonesia, menciptakan ketegangan yang berpotensi bereskalasi menjadi konflik militer. Hal ini memperlihatkan betapa seriusnya dampak konflik ini terhadap keamanan maritim Indonesia.

Selain ancaman militer, konflik ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Laut China Selatan adalah jalur perdagangan penting yang dilalui oleh sekitar 30% dari perdagangan maritim global. Setiap gangguan dalam kebebasan navigasi di wilayah ini akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia, mengingat ketergantungan negara ini pada perdagangan internasional. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada stabilitas dan keamanan laut untuk mendukung pertumbuhan ekonominya.

Pentingnya konflik ini bagi keamanan dan kepentingan ekonomi Indonesia tidak bisa diremehkan. Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa Indonesia tidak terlalu terlibat dalam sengketa ini karena wilayahnya tidak langsung bersinggungan dengan klaim utama China. Namun, pandangan ini mengabaikan fakta bahwa ketidakstabilan di Laut China Selatan dapat menyebar dan mempengaruhi seluruh kawasan, termasuk Indonesia. Selain itu, kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN memposisikannya sebagai aktor kunci dalam mengupayakan solusi damai dan stabilitas regional.

Dalam menanggapi tantangan ini, Indonesia telah mengadopsi kebijakan "keseimbangan dinamis" untuk menyeimbangkan hubungannya dengan kekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat. Indonesia berusaha menjaga hubungan baik dengan China sambil memperkuat kerja sama keamanan dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa Indonesia tidak terjebak dalam persaingan kekuatan besar dan tetap dapat menjaga kedaulatannya.

Indonesia juga telah mendorong penyelesaian damai sengketa di Laut China Selatan melalui mekanisme multilateral. Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Indonesia berperan aktif dalam mengadvokasi pengembangan Kode Etik di Laut China Selatan yang dapat berfungsi sebagai kerangka kerja untuk mengurangi ketegangan dan mencegah konflik. Melalui diplomasi dan kerja sama internasional, Indonesia berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil di kawasan ini.

UNCLOS tetap menjadi kerangka hukum utama bagi Indonesia dalam menanggapi sengketa maritim ini. Dengan mengacu pada UNCLOS, Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam mempertahankan klaim maritimnya dan menuntut penyelesaian sengketa melalui jalur hukum internasional. Selain itu, upaya peningkatan keamanan maritim melalui modernisasi angkatan laut dan peningkatan patroli di perairan yang disengketakan juga menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam menjaga kedaulatannya.

Dapat disimpulkan Konflik Laut China Selatan adalah tantangan besar bagi kedaulatan dan keamanan Indonesia. Dampaknya tidak hanya terasa dalam hal militer dan keamanan, tetapi juga ekonomi dan stabilitas regional. Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis melalui diplomasi aktif, kebijakan keseimbangan dinamis, dan peningkatan kerja sama maritim untuk mengatasi tantangan ini. Dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian, Indonesia harus terus berupaya menciptakan lingkungan yang damai dan stabil melalui kerja sama internasional dan komitmen terhadap hukum internasional. Seperti kata bijak, "The best way to predict the future is to create it" - Peter Drucker. Dengan langkah-langkah proaktif dan kolaboratif, Indonesia dapat memastikan bahwa masa depan Laut China Selatan lebih damai dan aman.

Reference

1. "The South China Sea Disputes and the US-China Contest: International Law and Geopolitics" oleh Nong Hong 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun