Mohon tunggu...
Ahmad Marwan Hadid
Ahmad Marwan Hadid Mohon Tunggu... -

hanya menuangkan pikiran. abstrak. opini. mahasiwa universitas brawijaya 2014.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencari Jawaban

13 Agustus 2016   20:41 Diperbarui: 13 Agustus 2016   21:02 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

diujung jalan ada seorang anak
tak pernah merasakan lahir
tak pernah merasakan hidup layak
sedangkan ibunya penjahat yang mahir

ditinggal ketika kulit masih merah
tak bisa menolak tak bisa berontak
anak itu dipaksa untuk menyerah
menerima takdir yang telak

tanah jalanan adalah sekolahnya
rasa iba adalah makannanya
waktu adalah sahabatnya
dan kehidupan adalah pertanyaannya

mengapa malam dingin?
mengapa malam gelap?
untuk apa ia dilahirkan?
untuk apa ia terus hidup?

waktu berlalu memberikan jawaban
akan berbagai pertanyaan yang diajukan
namun khusus tentang makna kehidupan?
mungkin jawaban hanya dimiliki Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun