Mohon tunggu...
Ahmad Maruf Yahya
Ahmad Maruf Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030035

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030035

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Waisak 2566 BE: Candi Borobudur Kembali Menggelar Hari Raya Waisak Setelah Ditiadakan Dua Tahun

16 Mei 2022   05:00 Diperbarui: 16 Mei 2022   05:01 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur (borobudurpark.com)

Senin, 16 Mei 2022 bertepatan dengan Hari Raya Waisak. Pada tahun 2566 BE, Perayaan Hari Raya Waisak mengusung tema “Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati”. Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia sering dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Adapun rangkaian perayaan Hari Raya Waisak atau Trisuci Waisak sudah dimulai sejak tanggal 14 Mei 2022, kegiatan di mulai dengan penyerahan bantuan sosial (Bansos) berupa paket sembako kepada ribuan warga kurang mampu di sekitar kawasan Candi.

Selama perayaan Hari Raya Waisak 2566 BE, Kawasan wisata Candi Borobudur tetap dibuka bagi wisatawan. Adapun selama pelaksanaan rangkaian, pihak pengelola Candi Borobudur memberlakukan beberapa peraturan agar wisatawan tidak mengganggu pelaksanaan ibadah, diantaranya, wisatawan tidak diperkenankan mendekat ke pelataran, untuk sekedar berswafoto atau melihat dari dekat. 

Dan sebagai warga negara yang baik, seharusnya menghormati proses ibadah. Pelaksanaan perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur hanya diikuti sekitar seribu umat Buddha, hal ini dilakukan tak lain adalah sebagai bentuk pembatasan dan pencegahan Covid-19. Tahun lalu atau tahun 2565 BE pihak pengelola Candi Borobudur tidak menyelenggarakan ibadah di Kawasan Candi Borobudur karena situasi pandemi yang tidak memungkinkan. 

Perayaan Hari Raya Waisak atau Trisuci Waisak sendiri merupakan perayaan memperingati tiga peristiwa penting bagi  umat Buddha di seluruh dunia. Tiga peristiwa agung ini terjadi di bulan yang sama, saat purnama Sidhi di bulan Waisaka. Peristiwa agung pertama adalah lahirnya Pangeran Siddharta Gautama, bakal Buddha. Siddharta Gautama lahir di Taman Lumbini, India. Ia merupakan putra dari Raja Suddhodana dan Ratu Maha Maya. Peristiwa agung kedua adalah pada saat Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna atau telah mencapai kebuddhaan pada usia 35 tahun dan menjadi Sammasambuddha. Peristiwa penerangan sempurna tersebut terjadi di Buddha-Gaya atau Bodhgaya. Kemudian peristiwa agung yang ketiga adalah ketika Siddharta Gautama wafat, beliau wafat di Kusinara pada usia 80 Tahun. Peristiwa wafatnya Siddharta Gautama disebut Parinibanna.

Umat Buddha menjunjung tinggi ajaran sang Buddha, umat Buddha meneladani sikap dan ajaran sang Buddha, karena umat Buddha mengikis tiga kekotoran batin, yaitu lobha, dosa, dan moha. Lobha artinya keserakahan, sedangkan dosa artinya kebencian atau rasa dendam, dan moba artinya kegelapan batin.

Buddha Gautama bukan merupakan tuhan untuk umat Buddha, sosok Siddharta Gautama lebih merupakan panutan untuk umat Buddha. Seperti yang kita ketahui, sosok Buddha hadir dalam berbagai keadaan, ada yang bermeditasi dalam keadaan duduk bersila, berbaring, berdiri dan ada juga sosok Buddha yang sedang mengajarkan Dharma. 

Berbagai macam bentuk Buddha ini dihadirkan agar umat Buddha terus teringat akan ajaran-ajaran kebajikan yang diajarkan oleh Buddha Gautama. Umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak di wihara, candi maupun tempat-tempat ibadah lainnya. Ritual yang dilakukan dinamakan Puja Bhakti, yaitu membaca Paritta, mengulang Sutta-Sutta Sang Buddha. 

Melakukan meditasi, serta mendengarkan Dharma dan melakukan ritual lainnya, seperti memandikan bayi Siddharta, hal ini melambangkan menyucikan hati dan pikiran.

Dalam perayaan hari waisak, umat Buddha juga menyalakan cahaya dalam berbagai bentuk, seperti lilin dan lampion. Ritual menyalakan cahaya tersebut dilakukan karena umat Buddha percaya bahwa sebagai manusia, harus menjadi penerang antara satu sama lainnya dan juga melambangkan berbagi cinta kasih kepada masyarakat yang ada di seluruh dunia.

Bicara soal istilah BE setelah angka 2566, taukah kompasioners mengenai arti kata tersebut? Perayaan Hari Raya Waisak atau Trisuci Waisak setiap tahunnya selalu diperingati di tanggal yang berbeda. Hal ini terjadi karena perhitungan atau penetapan Hari Raya Waisak berdasarkan pada penanggalan Buddha atau biasa disebut atau dikenal dengan singkatan BE, istilah BE sendiri merupakan singkatan dari Buddhist Era.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun