Mohon tunggu...
Ahmad Mario
Ahmad Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Orang Baik Maka Tugasku Berbuat Kebaikan

خير الناس أنفعهم للناس "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wow! Pagelaran Wayang Setiap Bulan di Kampung Jawi Kota Semarang

3 Februari 2022   11:45 Diperbarui: 3 Februari 2022   11:48 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto (Ahmad Mario,2022)

Semarang (2022). Kampung Jawi namanya, merupakan salah satu kampung tematik Kota Semarang yang terletak di Jalan Kalialang Lama Rw 01 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati. Kampung Jawi adalah kampung yang dibentuk oleh masyarakat Kalilalang lama yang kemudian berganti nama menjadi Kampung Jawi. Asal mula nama Kampung Jawi sendiri mengutip dari pendapat Pak Siswanto (Ketua Paguyuban) mengatakan "Nama Kampung Jawi itu sendiri mas, awalnya karena kita sekelompok masyarakat kalilalang lama khususnya, dalam menyajikan konsep tema tradisional yang masih mengedepankan budaya asli Jawa dalam sebuah lingkup baik seperti angkringan pinggir kali dan juga nguri-nguri budaya Jawa, nah dari situlah mas mulai dikenal dengan nama Kampung Jawi".

Diresmikan sejak 2018 karena melalui peraturan Walikota Semarang Nomor 22 Tahun 2018 tentang     Petunjuk Pelaksanaan Kampung Tematik. Kampung  Jawi ditetapkan sebagai salah satu kampung tematik dengan tema yakni mengangkat Nguri-nguri Budaya Jawa.Dari adanya kampung Jawi banyak sekali yang teman-teman nikmati, mulai dari adanya angkringan pinggir kali yang sekarang sudah tertata dengan baik serta pagelaran wayang yang dilakasanakan setiap bulan sekali.

Perkembangan zaman saat ini, sudah tentunya segala perubahan bergerak secara cepat. Baik  mulai dari aspek sosial, ekonomi, politik, teknologi dan juga budaya. Dari aspek tersebut ada yang paling sering diabaikan oleh generasi pemuda yakni terkait “BUDAYA”, masuknya westernisasi atau perngaruh budaya barat terhadap kehidupan masyarakat membuat mereka lupa akan betapa pentingnya merawat, menjaga dan melestarikan sebuah budaya.

Hal tersebut membuat kecemasan masyarakat, terutama masyarakat Kampung Jawi di mana sebuah kampung tematik dengan konsep atau tema Nguri-nguri budaya Jawa, berharap agar generasi pemuda mau melestarikan serta merawat budaya Jawa. Alhamdulilah pendekatan orang tua dengan penuh kesabaran dan ketekunan, mau mengajarkan serta mengamalkan budaya Jawa kepada generasi pemuda. Dan sebaliknya generasi pemuda mau menerima serta ikhlas dalam belajar melestarikan budaya Jawa tanpa adanya paksaan.


Foto (Ahmad Mario,2022)
Foto (Ahmad Mario,2022)


Terbukti dengan terselenggaranya Pagelaran Wayang setiap bulan di Kampung Jawi, adalah wujud dari adanya generasi pemuda yang mau belajar melestarikan serta menjaga dan merawat budaya Jawa, salah satunya Wayang. Tidak hanya wayang saja, dalam sebuah “Pagelaran atau Pementasan” dilengkapi dengan musik-musik tradisional yang mengiringi seperti gamelan, gong, serta alat-alat tradisional lainnya. Dari pagelaran tersebut diperankan oleh anak muda yang berkolaborasi dengan orang tua. Karena bagaiamanpun generasi muda perlu dibimbing dari yang lebih berpengalaman.

Selasa Legi, 29 Januari 2022 kemarin adalah awal tahun yang sangat bagus, karena akhir bulan yang ditutup manis dengan Pagelaran Budaya Wayang. Hal yang patut diapresiasi adalah dalangnya itu masih sangat muda yaitu kelas 2 SMP bernama Suwastha Arun Bathara. Di Kampung Jawi pagelaran wayang memang sengaja dilaksanakan setiap satu bulan sekali tepatnya setiap hari “Selasa Legi”. Pagelaran ini diselenggarakan bertujuan untuk mengasah dan melatih generasi pemuda Kampung Jawi yang sudah mau belajar, merawat serta melesatatarikan budaya Jawa salah satunya Pagelaran Wayang.

Foto (@angkringan_kampungjawi)
Foto (@angkringan_kampungjawi)

Pemuda di Kampung Jawi baik mulai dari anak SMP, SMA dan yang duduk di bangku kuliah dalam melastarikan budaya Jawa, mereka bersemangat berlatih kesenian, atau perwayangan, serta karawitan itu dilaksanakan setiap hari minggu malam, sedangkan Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang tertarik  juga dilaksanakn latihan setiap hari selasa malam. Untuk melatih keberanian dan mengasah keterampilan mereka, diselenggarakanlah pagelaran setiap sebulan sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun