Penerjemahan adalah bahasa yang nantinya digunakan untuk menerjemahkan buku-buku atau perkataan-perkataan asing. Sedangkan ilmu Nahwu dan ilmu Shorof adalah salah satu alat yang di mana ilmu tersebut ditunjuk sebagai ilmu dunia. Hubungan antara ilmu Nahwu dan ilmu Shorof dengan penerjemahan itu sangat erat. Hal ini dikarenakan ilmu Nahwu dan ilmu Shorof dapat diartikan kata perkata, kosa kata dalam ilmu Nahwu dan ilmu Shorof sangat perlu dipahami dengan ilmu penerjemahan.
Perbedaan ilmu Nahwu dan Shorof adalah jika ilmu Nahwu bagaimana kita merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang sempurna, baik dari sisi susunan kata tersebut atau perubahan akhir setiap kata dalam kalimat yang dikenal dengan istilah i'rob. Sedangkan ilmu Shorof fokus pada perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lain yang dikenal dengan istilah tashrif. Dengan ilmu Shorof, kita bisa mengetahui kata yang sesuai untuk digunakan dalam kalimat.
Ilmu Nahwu dan Shorof sudah mendunia karena ilmu Nahwu itu adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab, baik yang berkaitan dengan letak kata dalam suatu kalimat atau kondisi kata (harakat akhir dan bentuk) dalam suatu kalimat. Selain ilmu Nahwu, ilmu penting yang wajib dipelajari adalah ilmu Sharaf. Oleh sebab itu, cabang ilmu ini sangat wajib dipelajari.Â
Baca juga: Perbedaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof
Karena dengan kedua ilmu ini kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara membuat kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab resmi. Adapun bila kita ingin membuat kalimat bahasa Arab yang indah, baik dari sisi susunan, pemilihan kata, dan maknanya, atau tinggi nilai sastranya, maka kita perlu mempelajari cabang bahasa Arab seperti ilmu balaghah (keindahan bahasa), ilmu Ma,ani (memahami tesk sesuai konteks), dan ilmu 'arudh (syair bahasa Arab). Dan ilmu ini sampai saat ini tidak ada yang berubah sebab banyak yang mempelajarinya sehingga ilmu ini sudah mendunia.[1]
Cara mendalami ilmu Nahwu dan Shorof contohnya: pernahkah kita berfikir kenapa ada beberapa kata yang sama dalam Al-Qur'an tetapi memiliki harokat yang berbeda-beda. Kadang berharokat dhammah, fathah atau kasrah meskipun untuk kata yang sama. Contohnya lafal Allah. Dalam basmalah, lafal Allah berharokat kasrah (Al Fatihah: 1). dalam ayat kursi, lafal Allah berharokat dhommah (Al baqarah: 225). Dan adapun dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah (Al baqarah: 153).Â
Perubahan harokat di atas tidaklah sembarangan. Ada kaidah yanga mengatur tentang perubahan kata-kata tersebut. Kesalahan dalam memberi harakat bisa mengubah pelaku jadi korban dan sebaliknya. Oleh karena itu, mempelajari kaidah seputar pemberian harakat ini begitu penting. Dan tertera dalam firman Al-Qur'an (yusuf: 2) yaitu berbunyi: "Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar Kamu memahami".Â
Dan ada juga firman dari Al-Qur'an (Asy syu'araa: 195) yang berbunyi:"Dengan Bahasa Arab yang jelas". Allah swt juga berfirman dalam A-Qur'an (az Zumar: 28) yang berbunyi:"(Ialah) Al Qur'an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa". Dan takluput Umar bin Khattab berkata:" pelajari bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bagian dari agama kalian". Serta Al Imam Ayafi'i berkata:''Orang yang memahami ilmu nahwu dan shorof, maka ia akan dimudahkan untuk memahami seluruh ilmu(islam)." Oleh karena itu, marilah kita berdo'a kepada allah swt, agar kita dimudahkan dalam mempelajari Bahasa Arab agar kita bisa memahami agama kita dengan baik.
Setiap orang seharusnya mempelajari ilmu Nahwu Shorof sejak dini dan sejak di mana kita mau bertekad untuk mempelajarinya agar ilmu Nahwu dan Shorof itu melekat di otak. Sebab ilmu Nahwu dan Shorof memang sebagai ilmu dasarnya dalam membaca bahasa Arab, karena ilmu itu sangat berperan penting dalam ilmu membaca bahasa Arab. Ilmu Nahwu dan Shorof harus sering-sering dilatih agar tidak mudah lupa.
Di dalam menerjemahkan suatu teks, kita tidak bisa menerjemahkannya dengan kata perkata. Hal ini akan menyebabkan makna dari yang dimaksud akan berbeda dengan aslinya. Di dalam ilmu Nahwu dan ilmu Shorof, ada kata-kata idiom yang tidak bisa diartikan kata perkata. bahwa ilmu Nahwu dan ilmu Shorof sangat berkaitan erat dan sangat penting untuk mempelajari bahasa Arab.Â
Baca juga: Tanda-tanda Isim dalam Ilmu Nahwu
Ilmu Nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu Qowaid sendiri adalah ilmu tentang tata bahasa (kaidah-kaidah) bahasa Arab dan ilmu Shorof adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif). Sebuah susunan kata-kata dikatakan kalimat sempurna apabila memenuhi dua persyaratan; Pertama, kalimat tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua, susunan kata-kata tersebut dapat dipahami atau mengandung arti yang jelas. Kejelasan arti dari kata-kata tersebut banyak disinggung dalam kajian ilmu Shorof, karena perubahan kata-kata tersebut akan sangat berpengaruh pada keshahihan artinya.
Kedua ilmu tersebut merupakan dasar dan alat untuk mengetahui dan menggali serta memperdalam bahasa Arab yang sudah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Oleh sebab itu tidaklah heran apabila banyak ahli bahasa (linguist) yang mengatakan: . Artinya: Ilmu shorof itu merupakan ibu dari segala ilmu dan ilmu nahwu (qowaid) merupakan bapaknya.
Inilah sebuah potret keluarga yang keduanya ada dan berdampingan, saling bahu membahu dan saling melengkapi satu sama lain. Apabila dikonotasikan relasi antara kedua ilmu tersebut seperti dua mata koin yang berdampingan namun tidak dapat dipisahkan. Artinya baik Shorof maupun Nahwu memiliki peranan penting dalam memahami ilmu pengetahuan, karena banyak nash-nash (teks) ilmu pengetahuan yang bersumberkan bahasa Arab, dan semuanya dapat dikaji melalui kajian ilmu Shorof dan ilmu Nahwu apabila ingin membacanya dan mempelajarinya lebih jauh.
Peran ilmu Nahwu dan Shorof sangat penting dalam dunia Islam, yaitu membantu memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai syari'at-syari'at islam dari segi kebahasaan. Karena semua syari'at islam yang ada, adalah berupa teks-teks yang tertulis dalam buku-buku bernuansakan 'arabiyah seperti; Al-qur'an, Al-hadist, Bahkan sampai Ijma' dan Qiyas. Sehingga setiap orang islam yang bermaksud mempelajari sampai mengerti dan menguasai serta memahami Islam, apalagi seorang mujtahid terlebih dahulu harus mengenal bahasa Arab beserta gramatikalnya (Nahwu).
Bahwa ilmu Nahwu dan Shorof telah memberikan sumbangan yang sangat besar kepada Islam, khususnya dalam menyingkapkan makna-makna yang terkandung dalam rangkaian kata yang penuh makna yaitu Al-qur'an, hadist, dan teks-teks arab lainnya. Kalau setiap hari kita membaca Al-qur'an, membaca buku-buku yang berbahasa Arab, mendengarkan pengajian di mana saja, atau apa saja lah yang menggunakan bahasa Arab kita akan membutuhkan apa yang disebut dengan ilmu Nahwu dan shorof. Orang yang sadar akan kebutuhan hidupnya, maka ia akan berupaya untuk mendapatkannya.
Tujuan yang paling utama seseorang mempelajari ilmu Nahwu dan shorof ini adalah untuk sebagai solusi dalam berupaya menggali dan memahami makna-makna yang terkandung dalam teks-teks Arab, seperti Al-qur'an dan Hadis khususnya dan kitab-kitab lain yang berbahasa Arab umumnya. Di atas sudah kita ketahui betapa erat sekali hubungan antara teks Al-qur'an dan bahasa Arab, kemudian sejarah peletakan ilmu Nahwu Shorof sampai pada Nahwu Shorof sebagai solusi untuk memahami Al-qur'an dan Hadits. Dari sini penulis sangat berharap sekali akan tumbuhnya kecintaan kita dalam mempelajari ilmu Nahwu dan Shorof.
Baca juga: Mukadimah Ilmu Nahwu
Di dalam ilmu Nahwu dan ilmu Shorof, ada beberapa kata yang perlu dipahami dengan ilmu penerjemahan. Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa diketahui dengannya tentang harokat (baris) akhir dari suatu kalimat baik secara i'rab atau mabniy. Contoh: Â (lihat baris akhir di kata berubah sesuai tempat dan maknanya).Â
Sharaf adalah perubahan bentuk kata dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, misalnya, dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan kata teman, berteman, pertemanan, menemani, ditemani. maka begitu juga dengan bahasa Arab, dan ilmu Sharaf lah yang membahas masalah seperti itu.
Contoh: - - yang artinya (telah menulis- penulis - tertulis ). Atas dasar ini, Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof sangat berkaitan erat dengan penerjemahan. Jika makna yang diartikan tidak jelas. Maka, sebagus apapun ilmu yang ditulis dalam bahasa asing, ilmu tersebut tidak akan bermanfaat. Dikarenakan pengartian tanpa penerjemahan akan menghasilkan makna yang tidak jelas.Â
Daftar Pustaka
- Â Bunyamin, Bahroin. 2012. Kemudahan dalam ilmu nahwu, Jakarta: Majlis Ta'lim Al-Anshoriyah.
-  Busyro, Muhtarom. 2019. Harful Waadih Shorof PraktisMetode Krapyak, Jogyakarta: Menara Kudus    Yogyakarta.
- Â Hifni, Muhammad dkk. 2013. Kaidah Tata Bahasa Arab. Jakarta: Daarul Ulum Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H