Mohon tunggu...
ahmad luay
ahmad luay Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hubungan Penerjemahan dengan Ilmu Nahwu dan Shorof

17 Desember 2019   12:00 Diperbarui: 18 Juni 2021   15:51 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hubungan Penerjemahan dengan Ilmu Nahwu dan Shorof. | Kompas

Ilmu Nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu Qowaid sendiri adalah ilmu tentang tata bahasa (kaidah-kaidah) bahasa Arab dan ilmu Shorof adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif). Sebuah susunan kata-kata dikatakan kalimat sempurna apabila memenuhi dua persyaratan; Pertama, kalimat tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua, susunan kata-kata tersebut dapat dipahami atau mengandung arti yang jelas. Kejelasan arti dari kata-kata tersebut banyak disinggung dalam kajian ilmu Shorof, karena perubahan kata-kata tersebut akan sangat berpengaruh pada keshahihan artinya.

Kedua ilmu tersebut merupakan dasar dan alat untuk mengetahui dan menggali serta memperdalam bahasa Arab yang sudah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Oleh sebab itu tidaklah heran apabila banyak ahli bahasa (linguist) yang mengatakan: . Artinya: Ilmu shorof itu merupakan ibu dari segala ilmu dan ilmu nahwu (qowaid) merupakan bapaknya.

Inilah sebuah potret keluarga yang keduanya ada dan berdampingan, saling bahu membahu dan saling melengkapi satu sama lain. Apabila dikonotasikan relasi antara kedua ilmu tersebut seperti dua mata koin yang berdampingan namun tidak dapat dipisahkan. Artinya baik Shorof maupun Nahwu memiliki peranan penting dalam memahami ilmu pengetahuan, karena banyak nash-nash (teks) ilmu pengetahuan yang bersumberkan bahasa Arab, dan semuanya dapat dikaji melalui kajian ilmu Shorof dan ilmu Nahwu apabila ingin membacanya dan mempelajarinya lebih jauh.

Peran ilmu Nahwu dan Shorof sangat penting dalam dunia Islam, yaitu membantu memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai syari'at-syari'at islam dari segi kebahasaan. Karena semua syari'at islam yang ada, adalah berupa teks-teks yang tertulis dalam buku-buku bernuansakan 'arabiyah seperti; Al-qur'an, Al-hadist, Bahkan sampai Ijma' dan Qiyas. Sehingga setiap orang islam yang bermaksud mempelajari sampai mengerti dan menguasai serta memahami Islam, apalagi seorang mujtahid terlebih dahulu harus mengenal bahasa Arab beserta gramatikalnya (Nahwu).

Bahwa ilmu Nahwu dan Shorof telah memberikan sumbangan yang sangat besar kepada Islam, khususnya dalam menyingkapkan makna-makna yang terkandung dalam rangkaian kata yang penuh makna yaitu Al-qur'an, hadist, dan teks-teks arab lainnya. Kalau setiap hari kita membaca Al-qur'an, membaca buku-buku yang berbahasa Arab, mendengarkan pengajian di mana saja, atau apa saja lah yang menggunakan bahasa Arab kita akan membutuhkan apa yang disebut dengan ilmu Nahwu dan shorof. Orang yang sadar akan kebutuhan hidupnya, maka ia akan berupaya untuk mendapatkannya.

Tujuan yang paling utama seseorang mempelajari ilmu Nahwu dan shorof ini adalah untuk sebagai solusi dalam berupaya menggali dan memahami makna-makna yang terkandung dalam teks-teks Arab, seperti Al-qur'an dan Hadis khususnya dan kitab-kitab lain yang berbahasa Arab umumnya. Di atas sudah kita ketahui betapa erat sekali hubungan antara teks Al-qur'an dan bahasa Arab, kemudian sejarah peletakan ilmu Nahwu Shorof sampai pada Nahwu Shorof sebagai solusi untuk memahami Al-qur'an dan Hadits. Dari sini penulis sangat berharap sekali akan tumbuhnya kecintaan kita dalam mempelajari ilmu Nahwu dan Shorof.

Baca juga: Mukadimah Ilmu Nahwu

Di dalam ilmu Nahwu dan ilmu Shorof, ada beberapa kata yang perlu dipahami dengan ilmu penerjemahan. Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa diketahui dengannya tentang harokat (baris) akhir dari suatu kalimat baik secara i'rab atau mabniy. Contoh:   (lihat baris akhir di kata berubah sesuai tempat dan maknanya). 

Sharaf adalah perubahan bentuk kata dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, misalnya, dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan kata teman, berteman, pertemanan, menemani, ditemani. maka begitu juga dengan bahasa Arab, dan ilmu Sharaf lah yang membahas masalah seperti itu.

Contoh: - - yang artinya (telah menulis- penulis - tertulis ). Atas dasar ini, Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof sangat berkaitan erat dengan penerjemahan. Jika makna yang diartikan tidak jelas. Maka, sebagus apapun ilmu yang ditulis dalam bahasa asing, ilmu tersebut tidak akan bermanfaat. Dikarenakan pengartian tanpa penerjemahan akan menghasilkan makna yang tidak jelas. 

Daftar Pustaka

  1.  Bunyamin, Bahroin. 2012. Kemudahan dalam ilmu nahwu, Jakarta: Majlis Ta'lim Al-Anshoriyah.
  2.  Busyro, Muhtarom. 2019. Harful Waadih Shorof PraktisMetode Krapyak, Jogyakarta: Menara Kudus       Yogyakarta.
  3.  Hifni, Muhammad dkk. 2013. Kaidah Tata Bahasa Arab. Jakarta: Daarul Ulum Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun