Kepemimpinan yang efektif terjadi ketika seorang pemimpin memiliki kekuatan yang diperlukan untuk mendorong pengikutnya untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, Ing Ngarso Sung Tulodo menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus dapat menjadi suri tauladan bagi anak buahnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menjadi inspirasi yang luar biasa. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah "kepemimpinan" dan "kekuasaan" saling berhubungan, karena kepemimpinan yang efektif terjadi ketika seorang pemimpin memiliki kekuatan yang diperlukan untuk mendorong pengikutnya untuk mencapai tujuan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan karakter tidak dapat dilepaskan dari keteladanan; seorang guru di depan harus menjadi teladan "ing ngarso sung tulodho" dan bukan hanya memberi contoh (Hutagaol, Saija, and Simanjuntak 2018). Selain itu, seorang pamong atau guru juga "Ing Madyo Mangun Karso, Ing Madyo membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota anak buahnya agar pendidikan karakter lebih meaningfull learning sehingga transformasi nilai-nilai ini bisa berjalan secara berkelanjutan."(Tarigan et al. 2022). Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara kiranya dilakukan di sekolah secara berkelanjutan, dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi, artinya para guru (Pemimpin) sebagai figur suri teladan yang menjiwai, melakoni Ing Ngarsa Sung Tuladha, akan menghasilkan lulusan yang tangguh.
Konsep Ing Ngarso Sung Tulodho mengandung makna bahwa seorang pemimpin atau guru harus berada di depan untuk memberikan contoh dan teladan yang baik bagi yang dipimpinnya atau diajarnya. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, namun juga harus mampu menjadi sosok inspiratif yang dapat dicontoh oleh siswa-siswanya.
Selama proses belajar, guru dan siswa berinteraksi langsung satu sama lain, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengubah pemikiran dan karakter siswa. Menurut (Hutagaol, Saija, and Simanjuntak 2018), manusia belajar dari kehidupan sosialnya melalui pengalaman aspek langsung (direct experience) dan pengalaman aspek tak langsung (vicarious experience). Semua pengalaman ini menghasilkan informasi yang kemudian diproses oleh manusia melalui kemampuan kognitif mereka dan ditunjukkan dalam perilaku manusia di lingkungannya.Â
Di depan seseorang, frase "ing ngarsa sung tulada" memiliki makna karena guru harus dapat memberi contoh terlebih dahulu(Wardani et al. 2024). Berdasarkan prinsip ini, guru, yang berperan penting dalam proses pembelajaran, harus memiliki atribut pribadi tertentu agar mereka dapat menjadi panutan bagi siswa mereka. Perilaku guru di sekolah dasar sangat memengaruhi perilaku siswa. Pada usia ini, anak cenderung selalu mencari kesibukan, tidak suka tinggal diam, dan aktif.Â
Kepemimpinan sekolah dasar yang efektif bergantung pada guru yang siap melakukan pekerjaan mereka. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang jelas jika guru merasa kebingungan. Setelah guru mampu melakukan pekerjaannya, kepala sekolah harus menciptakan dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong. Oleh karena itu guru dapat mendorong dan mendorong siswa dalam hal ini.Â
Penerapan konsep Ing Ngarso Sung Tulodho dalam pembelajaran di sekolah dasar menjadi sangat penting. Pada jenjang sekolah dasar, siswa berada pada masa pembentukan karakter yang sangat kritis. Oleh karena itu, keberadaan guru yang mampu menjadi teladan menjadi kunci dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa yang positif.
Tulisan ini akan mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana konsep Ing Ngarso Sung Tulodho dapat diterapkan oleh guru-guru di sekolah dasar dalam proses pembelajaran. Kajian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya keteladanan guru bagi perkembangan siswa.
SIMPULAN
Konsep Ing Ngarso Sung Tulodho, yang menekankan keteladanan guru, merupakan nilai penting dalam pembelajaran sekolah dasar. Guru harus menjadi teladan dalam sikap, kepemimpinan, penyampaian materi, kedisiplinan, dan komunikasi. Penerapan konsep ini dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa yang positif, seperti integritas, kreativitas, dan kemampuan memimpin. Melalui keteladanan guru, siswa akan tumbuh menjadi generasi penerus yang unggul dan berakhlak mulia. Dengan demikian, konsep Ing Ngarso Sung Tulodho dapat menjadi fondasi kuat dalam membina siswa sekolah dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H