Mohon tunggu...
ahmad kholifi
ahmad kholifi Mohon Tunggu... Freelancer - barista

mencari suatu makna tanpa mencarinya (datang sendiri)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jejak Langkah yang Terlupakan

21 Juli 2023   16:56 Diperbarui: 21 Juli 2023   17:02 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, hiduplah seorang gadis bernama Maya. Maya tinggal bersama kakeknya, Pak Iskandar, seorang penjaga hutan yang bijaksana. Mereka hidup sederhana, mengandalkan alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hutan yang luas menjadi surga bagi mereka, tetapi juga menyimpan misteri yang tak terduga.Suatu pagi yang cerah, saat mentari mulai menjulang tinggi di langit, Maya bersiap untuk pergi ke desa untuk mengambil persediaan. Kakeknya memberikan pesan dengan lembut, "Ingatlah, Maya, jangan pernah menyimpang dari jalur yang biasa kau lalui saat menuju desa. Hutan ini penuh dengan keajaiban dan bahaya yang tak terduga."

Maya mengangguk setuju dan berjanji akan berhati-hati. Ia berlalu dari rumah kayu mereka dengan keranjang bambu yang kosong di punggungnya. Jejak langkahnya yang pernah ditinggalkan membawa aroma tanah basah dari hujan semalam. Ia melangkah dengan penuh semangat menelusuri jalur yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun.

Namun, hari ini, hati Maya berdebar-debar dengan perasaan aneh. Ia merasa seperti ada sesuatu yang menariknya ke arah lain, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Meskipun tergoda untuk mengikuti dorongan tersebut, Maya mencoba untuk mengabaikannya dan melanjutkan perjalanannya.

Setelah berjalan cukup jauh, Maya berhenti sejenak untuk beristirahat. Ia meletakkan keranjangnya di rerumputan dan meraih minumannya dari kantong samping. Saat mengangkat kepalanya, pandangannya terpaku pada sesuatu yang menakjubkan.

Tidak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat kolam berair jernih yang begitu indah. Airnya berkilauan di bawah sinar matahari, dan bunga-bunga liar mekar di sekitarnya. Maya terpesona dan tanpa sadar berjalan mendekat. Suara gemericik air membuat hatinya tenang, namun entah mengapa, sesuatu mengganggu pikirannya.

Saat Maya mencoba mengingat kembali jejak langkahnya yang membawanya kesini, ia tak bisa mengingatnya sama sekali. Ia merasa heran karena seharusnya ia mengenali area ini, tetapi ia merasa asing dan tersesat.

"Kemana aku pergi?" gumam Maya dalam hati. Namun, semakin ia mencoba mengingat, semakin jejak langkahnya terasa pudar. Ia berusaha untuk kembali ke jalur yang biasa ia lalui, tetapi semakin ia berjalan, semakin terasa seperti tersesat di hutan yang pernah ia kenal begitu baik.

Hari berlalu dan Maya tidak kunjung menemukan jalur pulang. Ia merasa putus asa dan takut. Setiap kali mencoba mengikuti jejak langkahnya, mereka menghilang seolah tak pernah ada. Maya merasa terperangkap dalam hutan ini, kehilangan jejak langkahnya yang terlupakan.

Dalam kebingungannya, Maya tiba-tiba teringat pesan kakeknya. "Jangan pernah menyimpang dari jalur yang biasa kau lalui," gumamnya pelan. "Tapi bagaimana aku bisa kembali jika aku tidak bisa mengingat jejak langkahku sendiri?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia duduk di bawah pohon besar, berusaha merenungkan apa yang harus dilakukan. Saat itulah, ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah patung aneh yang tersembunyi di balik semak-semak. Patung itu menggambarkan seorang wanita yang sedang memegang sebuah benda.

Maya mendekati patung tersebut dan merasa bahwa ada yang mengaitkannya dengan jejak langkah yang ia cari. Ketika ia menyentuh patung itu, ia merasakan getaran aneh yang mengalir melalui tubuhnya. Ia tiba-tiba diselimuti oleh kilatan cahaya dan merasakan dirinya mengambang di udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun