Mohon tunggu...
Ahmad Khoiron
Ahmad Khoiron Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Possadin: Kegiatan Remeh bagi Pemerintah?

12 Maret 2017   09:56 Diperbarui: 12 Maret 2017   10:28 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang ia menghadap kepadanya. Maka BERLOMBA -LOMBALAH didalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".(Qs.2:148)

***

Hari ini, tepatnya Minggu pagi ini, di kecamatan Dampit diadakan kegiatan POSSADIN (PEKAN OLAHRAGA DAN SENI SANTRI DINIYAH) di PONPES ASSHOLIHUDDIN DAMPIT. Acara yang diadakan oleh FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyyah) kec. Dampit ini diikuti oleh hampir seluruh madrasah Diniyah di wilayah administrasi kec. Dampit sangatlah meriah. Kegiatan yang diawali dengan jalan sehat yang diikuti oleh seluruh santri madrasah Diniyah ini juga dilanjutkan dengan lomba-lomba, mulai dari lomba Tahfidzul Qur'an, pidato bahasa Arab, pidato bahasa Indonesia, puisi islami, cerdas cermat, baca kitab, imla'.

 

Dimana Pemerintah?

Selama mengikuti kegiatan-kegiatan non formal yang pernah saya ikuti, hampir sama keadaannya yakni tanpa ada peran berarti dari pihak berarti, seakan kegiatan-kegiatan yang diadakan atas nama MADRASAH DINIYAH, hanya dianggap sebelah mata. Sebenarnya sempat ada angin segar setelah presiden Jokowi menetapkan hari santri, tapi itu semua hanyalah gebyarnya saja, saya memandang hanyalah bentuk cari simpati dikalangan santri. Selebihnya tak ada yang banyak dilakukan oleh pemerintah terhadap pemberdayaan kaum santri tanpa pondok (santri kampung) ini (menurut data saya selama ini). 

Bahkan hari ini kehadiran MUSPIKA DAMPIT hanya diwakilkan kepada 2 orang saja. Data ini saya dapat tidak hanya saat ini saja tapi keadaan seperti ini sudah berulang kali.

Peran pemerintah dalam peningkatan kualitas santri kampung kurang lebih saya menyebutnya LA YAMUUTU WA LA YAHYA ( TIDAK HIDUP DAN TIDAK MATI), Apalagi yang bisa diharapkan dari pemerintah?

Mengenai kesejahteraan guru-guru madrasah Diniyah yang setiap tahun mendapatkan insentif dari pemerintah sebesar 250 ribu setiap satu tahun sekali menunjukkan kurang perhatiannya pemerintah terhadap kesejahteraan guru-guru madrasah. Padahal guru-guru Madin merupakan tonggak utama terhadap mental anak bangsa, buat apa membuat slogan "Revolusi Mental" kalau nyatanya masih tetap saja tak ada perubahan berarti!

Menata Ulang Pendidikan

maka pada akhirnya sebuah solusi yang tepatlah yang harus dicari bagi pemerintah. Seyogyanya pemerintah tidak lagi memandang sebelah mata proses belajar mengajar di madrasah Diniyah, tugas pemerintah adalah menghilangkan sekat antara pendidikan formal dengan non formal, tidak hanya fokus pada pendidikan formal. Selain itu perhatikanlah kesejahteraan guru Madin, itu adalah hal yang sangat penting. Dan pemerintah semestinya membuat kebijakan untuk menggaji semua guru-guru mengaji di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun