Kau tak melihat apa yang aku lihat, kondisinya semakin parah dari hari menjadi minggu berubah menjadi bulan dan akhirnya berganti tahun.
Pertambahannya tak terkendali semakin banyak hingga menjadikan sungaiku menjadi lautan sampah. bagaimana? harus apa? aku yang hanya masyarakat agraria yang menghawatirkan kondisi alamku yang kian memburuk yang tak ada tanggapan dari pemerinah.Â
Apakah pemerintahku tak punya mata? sehingga mereka tak dapat melihat sungaiku, apakah mereka juga tak memiliki hati? sehingga tak merasakan apa yang aku rasakan, atau jangan jangan sebagian mereka tak memiliki hati manusia.
Duhai pemerintahku tolong lihat alamku, rasakan rasa yang aku(kami) alami, bukankah kalian  manusia yang memiliki mata dan hati perasaan? alamku, sungaiku, lautku kini tercemar karna banyaknya sampah. bagaimana tanggapan kalian tentang masalah ini? kuharap kalian bisa menyelesaikan masalah ini agar kami dapat hidup sehat dan nyaman.
Kalo sampah itu karena kami sendiri tolong ajari kami, kami harus bagaimana? untuk sungai yang telah menjadi lautan sampah tolong beri masalah itu solusi.
#catatan kecil anak nelayan
#harapanku tolong selamatkan alam indahku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H