Catatan#2 : renungan khir tahun
Mari kita tengok sebuah jam pasir, yang terdiri dari dua bagian botol kaca yang dipisahkan oleh celah sempit dan diisi dengan pasir.Dimana butiran pasir mengalir dari bagian atas ke bagian bawah botol melalui celah yang sempit.Dan tidak ada yang tahu pasti detik, menit dan jam yang ditunjukkan oleh jam pasir tersebut, dan lamanya jam pasir itu berjalan menaburkan pasir demi pasir melalui celah kecil itu hingga habis.Kecuali kalau dibandingkan dengan penunjuk jam lainnya. Apa makna mendalam yang bisa kita ambil dari jam pasir ini? Bisa diibaratkan jam pasir ini sebagai jam kehidupan kita, waktu hidup kita didunia ini, karena tak ada yang mengetahui berapa lama kita hidup didunia kecuali Sang Pencipta. Dan butir demi butir pasir kehidupan itu meluncur ke bawah, meninggalkan bagian botol bagian atas, semakin lama meluncur maka pasir dibagian atas makin sedikit, lama kelaman semakin habis. Bisa kah diulang? Untuk jam pasir mungkin bisa, balikkan saja bagian bawah menjadi bagian atas kembali, maka proses tadi akan berulang. Tapi bagaimana dengan jam pasir hidup kita? bisakah kita bolak-balik, bisakah kita “paksa” Allah mengulang kehidupan kita, atau mengembalikan masa lalu kita? Tak ada yang Mustahil bagi Allah untuk melakukannya.Tapi sudah menjadi ketentuan dan sunnatullah bagi Allah untuk menjaga keteraturan waktu, dan membuat ketentuan bahwa waktu yang telah hilang tidak bisa kembali lagi. Maka sebelum jam kehidupan kita berakhir, sebelum semuanya terlambat, maka alangkah bijaknya kita memanfaatkan jatah umur kehidupan kita yang tersisa dengan sebaik-baiknya agar tidak timbul penyesalan akan waktu-waktu hidup kita yang terbuang sia-sia.
Ahmad Khan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!