[caption id="attachment_351565" align="alignnone" width="600" caption="Jesse Lorena (2 dari kanan) korban pembunuhan bersama teman-temannya di Hong Kong (Dok FB Jesse Lorena)"][/caption]
Dua WNI yang dibunuh di Hong Kong ternyata mempunyai profesi sebagai Pekerja Seks Komersial alias pelacur.
Kedua WNI yang dibunuh secara kejam dan diabadikan melalui video dan foto-foto oleh Rurik Jutting. Yang Dibunuh Rurik ini dulunya berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia alias TKI.
Salah satu korban bernama Sumarti Ningsih asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Ningsih biasa dipanggil hanya lulusan Sekolah Dasar atau SD.
Ternyata WNI yang bekerja sebagai PSK di Hong Kong itu tidak sedikit karena terpengaruh teman dan gaya hidup serta tidak adanya iman yang kuat.
Kalau Anda melewati Wan Chai atau Distrik Merah, maka wajah-wajah mirip Indonesia akan terlihat. Kadang-kadang dengan bahasa Inggris yang terbata-bata mereka mengaku dari Filipina atau Thailand.
Pelacur Indonesia di Hong Kong
Kulit mereka sulit dibedakan antara wanita Filipina, Thailand dan Indonesia. Mereka sudah mengubah kulit dengan alat kecantikan yang memutihkan tubuh mereka. Ada juga yang masih membiarkan kulit aslinya, katanya orang-orang bule suka kulit yang coklat, katanya eksotik. Selain itu, rambut mereka pun dikasih warna pirang seperti orang barat.
Tak jarang, para WNI yang berprofesi TKI ini melakukan operasi di bagian dada dan pantat agar terlihat besar.TKI plus-plus biasa dikenal di kalangan para TKI, bisa menjadi suami simpanan ataupun pacar bule.
"Kalau sudah sama bule itu khan biasanya sudah bebas, seks bebas, minum-minuman keras," ungkap salah satu TKI yang diminta pendapatnya terkait TKI yang berprofesi sebagai PSK itu.
TKI yang meminta namanya disembnyikan itu mengatakan, TKI yang berprofesi pelacur itu karena pengaruh teman dan gaya hidup. "Mereka kebanyakan dari desa yang tidak berpendidikan, ingin uang cepat dan enak yaa bekerja begituan," pungkasnya.