Mohon tunggu...
ahmadjmulyono
ahmadjmulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa

Antara ada dan tiada

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menulis dengan Rasa Benci

17 Mei 2018   23:04 Diperbarui: 17 Mei 2018   23:15 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dudleycourtpress.com

Tulisan adalah satu bentuk ungkapan rasa yg tertuang dalam bentuk abjad atau huruf, kadang kita tidak menyadari bahwa rasa itu dapat mempengaruhi diri pribadi maupun lingkungannya , coba kita perhatikan disaat seseorang membaca komik yg lucu perasaan kita akan terbawa bahagia n tertawa , disaat membaca novel drama kadang tanpa terasa dapat membuat jatuh air mata kita.

Kemudian dalam kehidupan sehari2 kita sering mendapati keadaan yg dimana ketika seseorang yg memiliki rasa marah atau jengkel menghampiri teman2nya yg sedang berkumpul , kita dapat memperhatikan bahwa yg tadinya mereka  berkumpul dpt bicara dgn bebas dan penuh keceriaan tapi ketika nampak teman yg memiliki rasa marah datang , merekapun pasti akan terdiam n menjadi serba salah untuk melanjutkan percakapan yg penuh keceriaan tadi.

Begitupun sebaliknya disaat seorg teman datang dgn keadaan yg menyedihkan maka lingkungan disekitarnya akan terbawa rasa haru atau kasihan melihat keadaan tersebut .. , andai kita pahami dampak dari kekuatan rasa ini akan sangat berpengaruh kepada lingkungan kita dan ada baiknya seseorang jgn sampai menebarkan rasa pesimis atau rasa ketidak baikan bagi orang lainnya, inilah teror jenis baru bagi masyarakat kita.. teror bom dapat membuat ratusan orang menjadi korbannya , tapi efek dari penyebaran kebencian ini  dapat membuat jutaan orang menjadi korban.

Bahkan dapat menciptakan ratusan bahkan ribuan pelaku bom lainnya, jgn lagi hal2 negatif seperti ini digunakan hanya untuk meraih simpati maupun  kekuasaan , teror rasa kebencian dan ketakutan ini efeknya sangatlah dalam hingga dapat memecah belah persatuan bangsa , andai kita coba fahami para teroris awalnya dibentuk dgn doktrin2 seperti ini , menjadikan mereka takut menghadapi kehidupan ini kemudian diarahkan secara perlahan agar benih kebencian akan sesuatu timbul dihatinya , dan yg paling berbahaya adalah org2 yg melakukan hal2 seperti ini selalu saja mengatas namakan kebenaran maupun agama, padahal dgn melakukan hal seperti itu mereka sudah jauh dari agamanya.

Apakah mereka tidak mengetahui aturan maupun hukum dalam melakukan perbuatan jahat ini..?? padahal yg saya lihat pendidikan akademis maupun agamanya tinggi dan tidak mungkin tidak mengetahui n mengerti tentang betapa jahatnya hal itu , bahkan jauh lebih berbahaya dibandingkan dgn fitnah , fitnah hanya memutar balikan kenyataan tapi hal seperti ini dapat mempengaruhi pola pikir dan jiwa org lain kearah ketidak baikan n prilaku kejahatan yg ditimbulkan oleh rasa benci didalam hatinya. 

Sekarang ini kita sudah terlalu bosan untuk mendengar atau membaca tulisan yg berisikan kebencian, di medsos , surat kabar maupun televisi , mulai dari warung kopi sampai hotel bintang lima yg dibahas adalah rasa benci , dari orang awam sampai yg level faham agama isinya ya seperti itu, ada baiknya MUI dan pemerintah bekerja sama agar mereka2 yg menyebarkan faham kebencian untuk ditindak setegas2nya n seberat2nya karena kejahatan ini dapat menghancurkan kesatuan bangsa dan juga menghancurkan citra agama yg dianutnya, karena pemerintah bertanggung jawab akan keamanan , dan kesejahteraan rakyatnya begitupun juga para pemuka agama yg harus bertanggung jawab pada pendidikan maupun pemahaman serta perilaku umatnya.

karawang 17 Mei 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun