'' Terlahir sefitrah bayi yang serba suci, mengemban amanah kejujuran, demi melindungi aset pengorbanan perasan keringat, berbuah upeti pajak se isi rakyat dari ancaman maling berdasi.
         '' Anak kandung reformasi katanya, di perlakukan bak anak haram, yang secara perlahan demi perlahan coba di matikan keberadaanya.
    Â
             '' Rencana pembunuhan besar mencapai titik klimaks, dengan cara yang sangat kejam, memutilasi bagian tubuh, memisahkan organ vital, hingga jatung tak lagi berdenyut, memberi tanda-tanda kehidupan. di satu sisi di rayakan sebagian mahluk berdasi berwajah rakus, berdewa terhadap tumpukan materi.
     Â
     ''  KPK kini mengalami kematian mengenaskan, berita duka bagi keadilan, kejujuran, kebenaran. di ufuk senja tumbal darah, air mata, nyawa reformasi yang tak lagi mempunyai arti.
       Â
    '' Kesehatan, pendidikan, jaminan sosial, lingkungan hidup, tanah adat, hutan, air, bumi, kini berada di atas ancaman besar pencurian.
     Â
     '' Jika tetes demi tetes keringat berbuah upeti. pajak kendaraan, air, listrik, tanah, rumah, usaha, kehilangan tempat berlindung, pada siapa lagi se isi rakyat harus menentukan arah masa depannya?
             Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!