Mohon tunggu...
Ahmad Jangkung
Ahmad Jangkung Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Kominukasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JogJAKARTA Macet,,?

1 Oktober 2012   08:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_209108" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumentasi Pribadi"][/caption]

Sering kita jumpai bersama keadaan yang sering membuat emosi memuncak, saling senggol dan menyerobot jalan karena padatnya arus lalulintas yang terjadi dijalan-jalan protokol kota Jogjakarta.

Situasi ini sangat tampak saat pagi hari dan sore hari, ketika masyarakat yang tinggal di kota Jogjakarta dan sekitarnya memulai aktifitasnya di pagi hari seperti berangkat ke kantor, ke pasar, maupun bersekolah dan gelombang kedua terjadi di sore hari ketika masyarakat menyudahi aktifitasnya untuk kembali ke tempat tinggal.

[caption id="attachment_209110" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumentasi Pribadi"]

13490779991781134036
13490779991781134036
[/caption]

Beraneka ragam jenis kendaraan yang memenuhi jalanan kota jogjakarta, para pengendara kendaraan dari kendaraan roda dua sampe kendaraan roda banyak berjibahu melawan panasnya udara juga udara kotor di akibatkan asap gas buang kendaraan yang sangat mengganggu pernapasan. Kalo sudah seperti ini “ kudu kepiye?”. Apakah Jogjakarta akan menjadi Jakarta?.

Masalan kemacetan sepertinya sudah menjadi masalah negara karena hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia merasakanya, Dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dan berakibat pada kemacetan jalan yang sering terjadi dan meresahkan masyarakat selama ini, Di antaranya seperti kontur jalan yang pengerjaanya belum sempurna, jumlah dan lebar jalan yang belum bisa menampung jumlah kendaraan yang terus meningkat setiap tahunya sampai pada sistem penataan dan aturan dari pemerintah yang masih lambat menanganinya, dan Jogjakarta adalah salah satunya, sepertinya Jogjakarta berubah menjadi Jakarta yang seakan mati akal menyelesaikan masalah kemacetan.

Di Jogjakarta sendiri terdapat beberapa titik yang sering terjadi kemacetan diantaranya adalah persimpangan jombor, jalan lingkar kota yang menghubungkan Jogjakarta dan Jawa Tengah ini selalu padat ketika jam-jam sibuk di pagi dan sore hari, mungkin di karenakan arus yang besar dari arah Solo dan Semarang yang melewati persimpangan tersebut, dan juga aktifitas masyarakat di sekitar Jogjakarta yang memilih jalur ini untuk perjalanan pulang pergi, namun saat ini sedang di laksanakan pembangunan fly over yang sedang dalam proses pengerjaan, yang nantinya di harapkan dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi di persimpangan tersebut.

[caption id="attachment_209113" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"]

13490782401158941390
13490782401158941390
[/caption]

Kemudian kemacetan yang sering terjadi di pertigaan jalan Monjali tepatnya persimpangan kearah rumah sakit Sardjito, kemacetan disini terjadi karena tidak adanya traffic light yang mengatur lalu lintas dan akibatnya kendaraan sering menumpuk mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang. Namun dari kemacetan ini ada sesuatu yang menarik perhatiankarena saat kemacetan terjadi ada seorang sukarelawan yang membantu mengatur lalu lintas, dia memberikan komando layaknya petugas satlantas menggunakan rompi dan tongkat lampu, sering para pengendara yang merasa terbantu meberikan sejumlah uang seikhlasnya.

Selanjutnya jalan-jalan yang sering mengalami kemacetan ketika jam-jam sibuk yaitu jalan Laksda Adisucipto, jalan Seturan, jalan Babarsari, jalan Glagah sari, jalan Parangtritis dan yang sering terjadi saat akhir pekan yaitu jalan Malioboro, dan jalan-jalan arteri lainnya.

Memang benar bertambahnya jumlah kendaraan yang begitu pesat tak bisa di imbangi dengan lebar dan jumlah jalan yang dilewati para pengendara, meski sudah di adakan perlebaran jalan masih saja tidak dapat menampung volume kendaraan yang setiap tahunnya selalu meningkat hampir 90% . Dan tentunya yang sangat meresahkan para pengguna jalan yang lain adalah ketika para pejalan kaki yang terampas hak nya, hak mereka yang memiliki jalan sendiri terampas oleh kendaraan sepeda motor yang menggunakan jalan trotoar sebagai alasan menghindari padatnya jalan.

[caption id="attachment_209115" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumentasi Pribadi"]

13490784111029361479
13490784111029361479
[/caption]

Pemerintah kota Jogjakarta sendiri sebenernya sudah memikirkan solusi mengatasi masalah kemacetan ini, dari kebijakan pemerintah yang meluncurkan program transpotasi masal yaitu Trans Jogja, bus dalam kota yang menggunakan sistem pemberhentian di halte dengan pembayaran tiket untuk penumpang.

Dulunya tranpotasi masal ini diharapkan dapat meangurangi jumlah kendaraan pribadi dan beralih menggunakan tranpotasi umum, namun sepertinya program tersebut belum berjalan secara maksimal, karena kesadaran masyarakat untuk menggunakan traspotasi masal masih rendah, sebagai alasanya mengapa para pengendara memilih kendaraan pribadi tak lain lagi karena efisien waktu dan kenyamanan dalam berkendara.

Inilah pekerjaan rumah yang secepatnya harus di benahi oleh pemerintah yang terkait, pasalnya jika keadaan seperti ini terus di biarkan bisa jadi Jogjakarta akan merasakan kamacetan yang sangat parah seperti di Jakarta yang belum bisa memecahkan masalah kemacetan.

Masalah seperti ini mungkin dapat di atasi dengan cara menambah lagi jalur-jalur bus Trans Jogja dengan halte yang cukup berdekatan, menambah jumlah armada serta pelayanan dan fasilatas yang baik sehingga masyarakat lebih nyaman juga efisien waktu lebih maksimal, dan yang paling penting yaitu sosialisasi kepada masyarakat untuk beralih dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan transpotasi masal.

Dan harapan kita semoga Jogjakarta tidak menjadi kota yang padat karena kendaraan pribadi dan bebas dari polosi udara.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun