Kota Malam
Di kota malam, aku berjalan mencari tempat dimana hujan menetaskan rintiknya, atau suatu gerimis
yang melahirkan cerita seorang kakek tua kepada anakcucu, tentang sujud batang padi ketika menemu
masa semai, tentang wangi keringat membangun sejarah rumah-rumah tua, tentang dag dig dug jantung kota, adalah kelahiran yang selalu kurindu.
Aku kembali sebagai anak malam yang kelaparan, mencari makan, di warung-warung jalanan,
tapi kini hanya lonte-lonte liar menyajikan daging mentahnya, seribu kalong datang hanya menghisab
manis darahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H