Wahai netizen pengguna Twitter, sadar nggak beberapa hari yang lalu tweetwar antara nakes, publik figur, netizen julid, cebong, kampret, dan beberapa pihak absurd lainnya lagi terjadi. Pada dasarnya, sih, mereka terbagi jadi 2 tim, antara pro-rokok dan kontra-rokok.
Eh tapi, kok ada netizen "korban politik" yang ikut nimbrung? Nahloh.
Sebenernya, pihak yang secara umum diserang pro-rokok itu para publik figur yang mengampanyekan anti-rokok. Trus, kok, Muhammadiyah sampe Anies ikut diseret?
Pertama-tama kenalin dulu Michael Rubens Bloomberg, pendiri perusahaan media massa sekaligus mantan wali kota New York City selama tiga periode. Michael tercatat sebagai orang terkaya ke-16 di dunia, gengs. Juli 2020, kekayannya tercatat sekitar Rp. 797 triliun.
Perusahaan Bloomberg L. P. yang dipimpin Michael ini sering ngucurin dana untuk akses pendidikan, medis, hingga seni. Nah di dunia medis, Bloomberg juga ngucurin dana untuk kampanye anti-rokok di seluruh dunia. Di Indonesia pun, udah banyak yang kebagian, tuh.
Dana yang totalnya ratusan miliar itu ngalir ke berbagai pihak, dari perguruan tinggi, LSM, sampe sekelas kementerian juga ikut "kecipratan". Nggak ada yang salah, sih. Yang salah itu netizen julid yang nyerang tapi keluar dari konteks. Nah, mari kita bahas argumen recehnya~~
Oiya, netizen suci yang membela rokok dengan argumen akal sehat itu ga usah dibahas dulu, ya. Kita hargai argumennya. Yang ga perlu dihargai itu, netizen julid yang ga punya argumen tapi fafifu wasweswos nebar kebencian.
Juli 2019, atas nama Gubernur Jakarta, Anies Baswedan ngirimin surat secara langsung ke Michael Bloomberg. Isi suratnya, Anies ngasih selamat karena ia terpilih lagi jadi Duta Global WHO untuk Penyakit dan Cedera Tidak Menular, gengs. Selain itu, Anies juga ngabarin Michael kalo Jakarta itu lagi nyusun kebijakan yang berbau anti-rokok gitu.
Nah, beberapa hari ini, netizen julid lagi ngegoreng isi surat itu, gengs. Yang paling bikin sensi, sih, sebut aja akun Twitter @rokok_indonesia yang bilang surat Anies itu buat nyari dana Pilpres 2024.
Kalo boleh berpendapat (tentu boleh dong, ya), logika adminnya carut. Seharusnya pemilik username "istimewa" kaya @rokok_indonesia itu admin dan argumennya juga harus istimewa. Bukannya nyerang dengan argumen apik berbau pro-rokok, isi ulasannya malah berbau dendam politik. Sampe nyebut Anies nyari donoran dari pihak asing dan ga layak dipilih. Hadehh...